Goa Soekarno Pasongsongan-Sumenep |
Catatan:
Yant Kaiy
Goa Soekarno terletak di
Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Lokasi Goa
Soekarno berada di bawah bebatuan gersang dan tandus serta berbatu cadas. Hanya
semak berduri yang tumbuh liar di atas gua. Gua eksotis yang ramai
diperbincangkan, terutama di sosial media, mulai dilirik keberadaannya oleh
banyak orang dan menjadi perhatian banyak orang. Saat ini lahan parkir dengan
pengelola sudah selesai digarap seluas kurang lebih 2000 meter persegi. Akses
masuk jalan beraspal sudah bagus. Rencananya di pinggir lahan parkir ini akan
dibangun beberapa kios tempat berjualan bagi masyarakat sekitarnya.
Menurut Ceng Rasidi,
keberadaan Goa Sukarno sudah ada ratusan tahun yang lalu. Luas gua tersebut
sekitar 3000 meter persegi. Lumayan luas untuk ukuran sebuah gua, bisa
menampung ribuan orang di dalamnya. Destinasi wisata baru yang sangat
direkomendasikan ini adalah gua alami. Memang ada bekas galian yang diambil
batunya untuk dijual, begitu keterangan Ceng Rasidi ketika penulis
menjumpainya. Batu-batu tersebut yang ada kadar posfatnya dijual ke
perusahaan-perusahaan besar di Pulau Jawa. Namun tidak beberapa lama kemudian,
gua tersebut tidak digali lagi karena kadar batu fosfat sudah tidak memenuhi
standar seperti yang ditetapkan perusahaan. Akhirnya gua tersebut dibiarkan
terbengkalai begitu saja.
Kedalaman Goa Soekarno
bervariatif antara 12-17 meter. Ada dua akses jalan ke luar-masuk gua. Ceng
Rasidi sebagai pemilik lahan Goa Soekarno, menjelaskan bahwa gua tersebut
memang sudah ada sebelum kakeknya. Kakek Ceng Rasidi juga tidak tahu siapa yang
dulu membuat/menggali gua cantik itu. Jadi sangatlah meyakinkan jikalau gua itu
sudah ada ratusan tahun yang lalu. Hal ini memang terbukti adanya stalaktit dan
stalagmit di dalam gua yang sangat mempesona. Stalaktit adalah jenis speleothem
yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu
tetes. Stalaktit terbentuk dari
pengendapan kalsium karbonat dan mineral
lainnya, yang terendapkan pada larutan air bermineral. Sedangkan stalagmit
adalah pembentukan gua secara vertikal. Stalagmit terbentuk dari kumpulan
kalsit yang berasal dari air yang menetes. Stalagmit ditemukan di lantai gua,
biasanya langsung ditemukan di bawah stalaktit. Mineral yang dominan dalam
pembentukan stalagmit adalah kalsit.
Kenapa gua itu dinamakan Goa
Soekarno? Dulu gua tersebut pernah menjadi rumah sepasang suami-istri, yaitu
Sukardi dan Puhana. Sukardi beragama Islam kejawen dan ada beberapa orang
sebagai pengikut ajarannya. Bahkan
keberadaan Sukardi pernah menjadi sorotan negatif oleh beberapa kalangan tokoh
muslim di Kecamatan Pasongsongan karena agama yang dianutnya berbeda paham
dengan Islam yang dianut masyarakat Pasongsongan umumnya. Perbedaan paham ini
pula yang membuat Sukardi sering dipanggil oleh aparatur pemerintah Kecamatan
Pasongsongan untuk tidak memperkeruh suasana masyarakat sekitarnya. Sukardi pun
menyepakatinya demi sebuah kondisi masyarakat di Desa Panaongan dan sekitarnya.
Sosok Sukardi sangat
mengidolakan presiden RI pertama Sukarno, Sang Proklamator. Sebagai bentuk
kekagumannya, dia meletakkan beberapa lembar gambar Presiden Sukarno di dinding
gua. Sebagian besar orang yang pernah bertamu
ke Sukardi lantas menamakan gua tempat tinggal Sukardi itu dengan nama Goa
Soekarno, karena gua ini tidak mempunyai nama sebelumnya.
Sepasang suami-istri itu
sekarang sudah meninggal dunia. Sedangkan gua yang didiaminya beberapa tahun
itu dibiarkan terbengkalai sekian lama,
sampai pada akhirnya datang Hairul Anwar sebagai penggagas ide besar untuk gua
ini. Goa Soekarno lewat idenya sekarang disulap menjadi lebih cantik dan unik
dengan tidak meninggalkan kesan artistik dan natural. Kesan yang sungguh
menakjubkan sebagai sebuah gua.
Jalan masuk ke Goa Soekarno
tidak terlalu lebar. Setelah jalan agak turun beberapa langkah kemudian akan
terlihat pemandangan dinding gua yang mempesona dengan stalaktit dan stalagmit.
Hawa di dalam gua sangat sejuk dengan sirkulasi udara yang cukup dan tidak
pengap. Karena di ruang pertama ini ada lubang di atasnya sehingga cahaya
matahari menerangi ke sebagian ruang gua. Di sisi timur ada patung kelelawar
besar pas di tengah aula ada onggokan batu dengan hiasan pagar terbuat dari
batu. Konon patung kelelawar dan hiasan batu di tengah gua itu Sukardi yang
membuatnya.
Berjalan ke samping kiri
kita akan meniti jembatan yang di bawahnya ada penampungan air. Air tersebut
berasal dari atas gua, menetes tanpa henti. Sampan kecil di bawah jembatan juga
telah disiapkan untuk bisa dinaiki oleh pengunjung.
Di ruang kedua sudah ada
kursi-kursi cantik berbahan kayu jati. Di situ juga ada cafeteria tempat
memanjakan wisatawan dalam menikmati keelokan Goa Soekarno. Di ruangan ini juga
ada lubang menganga di atasnya. Hanya di ruangan ini lubang di atas gua yang
paling lebar. Sinar matahari menerobos bebas di ruangan ini. Luar biasa
mempesona, sungguh menakjubkan bagi mata siapa saja yang melihatnya.
Di areal kedua ini ada sumur
yang dalamnya sekitar 41 meter dari dasar gua yang sengaja ditutup untuk
menanggulangi kotoran agar tidak masuk ke sumur. Sumur ini ditutup atasnya saja
tetapi airnya yang alami tetap dimanfaatkan sebagai air minum. Menurut keterangan Ceng Rasidi, sumur itu
dibuat sendiri oleh Sukardi karena ia sangat membutuhkan air sebagai keperluan
memasak dan mandi. Belakangan ini ada
seorang ahli geologi yang menyatakan
bahwa air di sumur itu kandungan mineralnya sangat tinggi, terang Ceng
Rasidi bersemangat. Wajar saja karena sumur ini tidak tercemar. Dan sumur
tersebut tidak pernah habis kendati musim kemarau panjang.
Di areal ini juga tersedia
tempat untuk berselvi (swa foto), mengabadikan diri menggunakan kamera digital
atau kamera telepon. Tempatnya sangat bagus dengan pintu kayu jati. Di situ
juga ada ruangan dengan pernak-pernik yang terkesan glamour. Membebaskan
pengunjung untuk mendapatkan memori (kenangan) kalau dirinya sudah ke Goa
Soekarno.
Kemudian penulis melewati
lorong yang di dindingnya ada lukisan presiden RI pertama dan kereta kuda. Naik
ke atas undakan masih ada aula yang lebih luas lagi. Di areal ini juga ada
lubang gua tidak terlalu lebar. Dan hawa
yang sejuk terasa di sekujur tubuh, sungguh menentramkan. Di ujung barat daya
ternyata ada pintu keluar lebih lebar ketimbang pintu yang pertama ketika
penulis masuk. Di ruang ini juga terdapat kamar tempat peristirahatan Sukardi
beserta anak-istrinya. Kamar tidur tersebut naik ke atas melewati undakan batu.
Luas kamar berukuran 3x4 meter. Barangkali memang sengaja Sukardi meninggikan
kamarnya agar dia terbebas dari bahaya ular atau semacamnya.
Seperti dilansir dari
beberpa berita online, Hairul Anwar
sebagai investor Goa Soekarno menyatakan, bahwa kedepannya di areal ini
akan dibangun perpustakaan. Tujuannya adalah sebagai sarana/media edukasi (sarana
pembelajaran) bagi pengunjung, baik dewasa maupun anak-anak.
Hairul Anwar juga sangat care bagi kemajuan sumber daya manusia. Intinya selain berlibur
kita bisa menyempatkan diri untuk
belajar banyak hal terutama tentang alam ini.Tuhan telah memberikan alam ini
kepada kita, sepantasnya kalau kita merawat dan menjaganya, tandasnya setengah
berfilsafat.
Hairul Anwar putra asli Desa
Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep juga mempunyai harapan besar
kalau keberadaan Goa Soekarno akan menyajikan manfaat bagi segenap warga
Pasongsongan dan sekitarnya. Bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat
lebih baik. Sebuah kesejahteraan hidup dalam meretas jurang pemisah yang kaya
dan yang miskin, itulah impian Hairul Anwar ke depannya. Yaitu dengan membangun
kios makanan dan cindera mata sehingga perekonomian mereka sedikit lebih baik
dan lebih sejahtera lagi kedepannya.
Areal kios makanan, minuman,
souvenir, toilet, musalla, parkir, dan lain-lain ada di luar gua. Sedangkan di
dalam gua hanya menyediakan minuman spesial dengan harga terjangkau.
Memang tak berlebihan
kiranya kalau semua pengunjung gua akan berdecak kagum melihat hasil
kreatifitas seniman-seniman Madura yang dituangkan lewat karya artistik,
totalitas maha karya yang sungguh menakjubkan. Kita akan terperangah dibuatnya.
Lampu wana-warni semakin menambah daya magis namun tidak menyeramkan.
Kebersihan di setiap ruang gua begitu terjaga karena pengunjung tidak
diperkenankan untuk membuang sampah sembarangan.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang
apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar