Air Mata Guru PAI Sumenep

Catatan: Yant Kaiy Carut-marut rekrutmen guru PPPK 2022 di Kota Keris Sumenep, terdengar menyayat kalbu. Jika ada yang lebih menyakitkan; (mungkin) mencabik-cabik sekujur atma. Lantas diledakkannya tanpa sisa. Jadi debu. Tumpang-tindih kebijakan dinas terkait menyeret emosi pekerja (honorer) ke laut tak berpantai. Tak bertepi. Semua jadi tak menentu. Meski ada secercah impian dalam balutan khayal. Itu hanya pada bagian tertentu saja. Tak tercover semua pernik aspirasinya. Berkali-kali penjaringan guru PPPK di kota ujung timur Pulau Garam Madura ini memberangus ampera guru honorer PAI. Meski dedikasi antara mereka dengan kelompok guru kelas/umum sama segi kualitas kerjanya. Mereka sebelas-dua belas. Tapi guru PAI dianak-tirikan. Ditelantarkan. Mereka kian ditenggelamkan dalam lingkaran kebijakan Pemkab tak populis. Apalagi gema mereka tak terdengar. Kalaupun terdengar di telinga, itu hanya bisik-bisik tetangga. Itulah vignet seorang guru Pendidikan Agama Islam (PA...