Kepala Desa dan BUMDes: Antara Anggaran dan Pengangguran

Bumdes dan kepala desa

Sudah bukan rahasia, hampir di pelosok negeri, kepala desa belum mampu memberikan solusi konkret terhadap persoalan pengangguran di wilayahnya. 

Padahal pemerintah pusat tidak pernah absen menggelontorkan anggaran ke desa, bahkan dengan jumlah tak sedikit. 

Tujuannya jelas: Demi kesejahteraan seluruh warga desa, salah satunya melalui pengembangan BUMDes.

BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) adalah alat yang disediakan negara agar desa bisa mandiri secara ekonomi. 

Dengan BUMDes, desa bisa menggali potensi lokal, membuka lapangan kerja, dan menggerakkan roda perekonomian warga. 

Sayangnya, potensi ini stop di atas kertas. 

Banyak BUMDes yang dikelola setengah hati, asal-asalan, bahkan tak berjalan sama sekali.

Mengapa ini terjadi? Karena banyak kepala desa tidak memiliki visi kewirausahaan. 

Dana desa habis buat program seremonial atau infrastruktur jangka pendek, bukan untuk membangun ekonomi berkelanjutan. 

Padahal, jika BUMDes dikelola serius, pengangguran bisa ditekan dan desa tidak perlu terus-terusan kehilangan anak mudanya ke kota.

Sudah saatnya kepala desa keluar dari zona nyaman. BUMDes bukan sekadar simbol kebijakan, tapi mesin ekonomi yang nyata. Tinggal mau atau tidak mereka menyalakan mesinnya. [Kepala Desa dan BUMDes: Antara Anggaran dan Pengangguran

Sudah bukan rahasia, hampir di pelosok negeri, kepala desa belum mampu memberikan solusi konkret terhadap persoalan pengangguran di wilayahnya. 

Padahal pemerintah pusat tidak pernah absen menggelontorkan anggaran ke desa, bahkan dengan jumlah tak sedikit. 

Tujuannya jelas: Demi kesejahteraan seluruh warga desa, salah satunya melalui pengembangan BUMDes.

BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) adalah alat yang disediakan negara agar desa bisa mandiri secara ekonomi. 

Dengan BUMDes, desa bisa menggali potensi lokal, membuka lapangan kerja, dan menggerakkan roda perekonomian warga. 

Sayangnya, potensi ini stop di atas kertas. 

Banyak BUMDes yang dikelola setengah hati, asal-asalan, bahkan tak berjalan sama sekali.

Mengapa ini terjadi? Karena banyak kepala desa tidak memiliki visi kewirausahaan. 

Dana desa habis buat program seremonial atau infrastruktur jangka pendek, bukan untuk membangun ekonomi berkelanjutan. 

Padahal, jika BUMDes dikelola serius, pengangguran bisa ditekan dan desa tidak perlu terus-terusan kehilangan anak mudanya ke kota.

Sudah saatnya kepala desa keluar dari zona nyaman. BUMDes bukan sekadar simbol kebijakan, tapi mesin ekonomi yang nyata. Tinggal mau atau tidak mereka menyalakan mesinnya. [Surya]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Juan Dali Tampilkan "La Rose" dalam Pameran Bhavana Loka di SMSR Yogyakarta

Mitos Uang Bernomer 999

KKKS Pasongsongan Bersama BKPSDM Sumenep Gelar Validasi Data Non ASN Pelamar PPPK

Pengumuman Pemenang Lomba Seni HUT RI ke-80 Kecamatan Pasongsongan Berlangsung Meriah

Pengumuman Pemenang Lomba Kaligrafi HUT RI ke-80 Kecamatan Pasongsongan

Penampilan Peserta Didik dari Pelosok Desa Pasongsongan Makin Membaik

KKKS Pasongsongan dan BKPSDM Sumenep Gelar Validasi Data Non ASN Pelamar PPPK Tahap II

Tiga Murid SDN Soddara 2 Raih Prestasi di Lomba Lari Menengah HUT RI ke-80

Lomba Gerak Jalan Pelajar di Pasongsongan Berlangsung Semarak

Tayub Madura, Penambah Semarak dalam Pesta Pernikahan Desa