Langsung ke konten utama

PUISI Disatukan Perbedaan

perjalanan cinta dua anak manusia yang berbeda kasta menuju puncak bahagia karena balutan cinta begitu dalam


Disatukan Perbedaan
Cinta setinggi gunung
tak tergoyahkan
Seperti puncak yang menjulang
tak terkalahkan
Kekuatan yang mengalir
dalam detik dan hari
Cinta yang mendalam
takkan pudar atau lari
Seperti matahari terbit di langit biru
Cinta memancar, memberikan warna dan sinar... 
Tidak terhingga, seperti lembah dan dataran
Cinta setinggi gunung
takkan pernah menghilang.
Dalam badai dan hujan
dalam cobaan dan ujian
Cinta ini adalah perlindungan
kekuatan yang sejati
Seperti gunung yang abadi
dalam keindahan alam
Cinta setinggi gunung
kebahagiaan yang tak terkalahkan.

Lingkaran Usia
Cinta buta, tak kenal waktu
tak kenal usia
Seperti cerita yang abadi
dalam sinar fajar hingga senja
Pandangan tak lagi penting
dalam perjumpaan jiwa
Cinta ini adalah lagu yang takkan
pernah reda.
Muda atau tua, usia hanya angka
Dalam kidung cinta ini
semuanya berarti tak terlupakan
Seperti bintang yang bersinar
dalam malam yang sunyi
Cinta buta ini adalah kisah cinta yang
penuh dengan keajaiban.
Dalam pelukan yang hangat
dalam senyum dan cerita
Cinta ini mempertemukan dua hati
yang setia
Cinta buta yang tak kenal usia
akan selalu terjaga
Sebagai bukti bahwa
cinta adalah kekuatan yang sejati. 

Bermandi Keringat
Di negeri orang
dengan mata yang berkilau
Aku berjuang untuk anak dan istri
yang kucintai... 
Meski tanah ini asing
langit ini tak biasa,
Kujiwai setiap detik 
dalam pelukan harapan dan doa.
Pekerjaan berat
jauh dari tanah kelahiran
Membuktikan kasih, dalam setiap
langkah kerja keras.
Mimpi keluarga, adalah bintang yang kuhadapi,
Aku berjuang untuk mereka, sebagai pahlawan yang kuat.
Dalam senyuman anak dan cinta istri yang tulus,
Kurasakan kekuatan, dalam tugas yang kuhadapi.
Kami bersama dalam perjuangan ini, dalam impian yang serasi,
Di negeri orang, cinta keluarga adalah api yang selalu terbakar.

Rindu Belaiannya
Di sepanjang jalan, doa ibu selalu menyertai,
Mengiringi langkah, dalam hidup yang bercabang.
Setiap langkah yang diambil, setiap impian yang tumbuh,
Doa ibu adalah cahaya, dalam malam yang gelap dan sunyi.
Dalam senyum dan tangis, dalam setiap kesusahan,
Doa ibu adalah harta yang tak ternilai.
Minta restu dan perlindungan, dalam setiap petualangan,
Ibu selalu berdoa, tanpa henti dan tanpa batas.
Doa ibu adalah suara, yang meresap dalam hati,
Mengisi jiwa dengan cinta dan kehangatan yang tulus.
Dalam setiap doa yang terucap, dalam sujud dan doa yang lembut,
Ibu adalah pelindung, dalam perjalanan hidup yang berliku.
Seiring waktu berjalan, doa ibu terus memancar,
Sepanjang jalan ini, cinta ibu takkan pernah pudar.
Doa ibu adalah harapan, kekuatan, dan cinta yang abadi,
Menyertainya di sepanjang jalan, adalah anugerah yang sesungguhnya.
Dalam kota yang jauh, anak menuntut ilmu,
Di pelukan buku dan mimpi yang bersinar.
Rindu melanda, dalam diam yang sunyi,
Kehadiran mereka, seperti sinar dalam hati.
Waktu berjalan, dalam detik dan tahun,
Anak tumbuh, dalam belajar yang tekun.
Meski jarak memisahkan, hati selalu bersama,
Rindu anak adalah cerita cinta yang tiada henti.
Dalam suara mereka, dalam senyuman yang tulus,
Rindu adalah lagu, dalam sepi malam yang sunyi.
Mimpi mereka adalah mimpi kita juga,
Kisah anak adalah kisah cinta yang suci dan nyata.
Dalam rindu ini, kita temukan kekuatan,
Untuk terus mendukung, dalam jauh dan dekat.
Anak kita adalah harapan, cahaya yang bersinar,
Dalam rindu ini, kita merasa hidup kembali.

Menyatu dalam Mimpi
Di malam sunyi, bintang bersinar terang,
Hatiku gelisah, sulit ku tidur malam.
Rindu kekasih, di jauh sana dia berada,
Mimpi kita bersatu, ku harapkan dalam doa.
Pada bantal yang empuk, ku lepaskan isak,
Rindu yang membakar, seperti bara yang tak padam.
Malam ini ku merindu, di dalam mimpi kita bersatu,
Di dekapan cinta, semua kerinduan sirna.
Meskipun jarak memisahkan kita, cinta kita tak luntur,
Di dalam hati, rindu kita tetap tumbuh subur.
Semoga esok fajar membawa kita bersama,
Rindu ini terobati, cinta kita tak pernah pudar. 

Wanita Idaman Lain
Wanita penghibur, hidung belang, berjalan di tepi malam gelap,
Dalam sepi, dia mencari nafkah, melangkah dengan tekad yang tegas.
Meskipun dunia terkadang tak adil, dia tetap berdiri dengan bangga,
Hidung belangnya bukanlah definisi dari harga diri yang tinggi.
Dibalik senyumnya yang tersembunyi, ada cerita yang dalam,
Perjuangan yang tak terlihat, dalam hiruk-pikuk kota yang ramai.
Dia menghibur hati yang penuh dengan kesepian dan kehilangan,
Dalam dunianya, dia mencari sinar terang di balik bayangan.
Jangan cepat menghakimi, sebelum kita tahu kisahnya,
Kehidupan tak selalu hitam putih, seringkali abu-abu.
Wanita penghibur, hidung belang, memiliki kehidupannya sendiri,
Dalam cerita yang rumit, kita semua mencari jalan menuju cahaya.

Mimpi
Di antara buku dan mimpi di malam yang senyap,
Pelajar miskin berotak emas berjuang dengan tekad.
Meskipun bekal terbatas, dia terus berusaha,
Meraih pengetahuan, ilmu yang tak ternilai harganya.
Berkeringat di perpustakaan dan malam berganti malam,
Dia mengejar bintang ilmu, cita-cita yang jauh dari nyata.
Tidak ada kesempatan yang terbuang sia-sia,
Dia tahu, pendidikan adalah kunci bagi masa depannya.
Meski dunia kadang tak adil, dia tidak putus asa,
Berani berharap, berani bermimpi, dalam perjuangan tak henti.
Hidupnya adalah kisah inspiratif, kilau emas dalam kegelapan,
Pelajar miskin berotak emas, keberanianmu adalah cahaya yang abadi.

Berjuang
Di jalan berlumpur, pelajar berdiri tegar,
Dalam pelajaran hidup, dia belajar dari beban yang berat.
Setiap langkahnya adalah ujian dan pengalaman,
Menghadapi keterbatasan, dia jadi semakin kuat.
Lumpur mungkin licin, menghalangi langkahnya,
Namun tekad dan semangatnya tak bisa dipatahkan.
Dia berjalan dengan harapan di mata,
Mencari ilmu, menjadikan masa depannya terang benderang.
Meski perjalanan berat, dia terus maju,
Karena tahu pendidikan adalah jalan menuju kesuksesan.
Di setiap belokan, dia temukan pengetahuan yang baru,
Jalan berlumpur adalah ujian, dan dia pelajar yang tangguh.
Seiring waktu berlalu, dia akan mengingat,
Perjalanan berlumpur yang penuh perjuangan dan semangat.
Dan dalam kehidupan yang akan datang, dia akan mencapai,
Impian dan tujuannya, berkat jalan berlumpur yang telah dilewati.

Impian
Setinggi bintang impianku padamu kuterbang,
Di malam gelap, cahaya cinta kita bersinar begitu tulus.
Dalam hati, engkau adalah titik terang,
Dalam alam semesta kita, kita adalah pasangan yang selalu satu.
Setiap impian yang terjalin dengan senyumanmu,
Menjadi bintang yang menghiasi langit malamku.
Setinggi apapun, engkau adalah yang tertinggi,
Cinta yang mendalam, tak tergantikan oleh bintang-bintang di langit.
Tak peduli sejauh apa mimpi kita terbawa,
Kita terbang bersama, seperti bintang yang selalu bersinar.
Cinta ini bagaikan alam semesta yang tak berujung,
Setinggi bintang impianku, cintaku padamu takkan pernah terlupakan.

Biodata Penulis 
Yant Kaiy nama asli Suriyanto, lahir pada 1971 di Sumenep. Karya-karyanya tersebar di berbagai media massa cetak, antara lain: Jawa Pos, Karya Darma, Bhirawa, Majalah Kuncup, Jayakarta, Swadesi, Tabloid Idola, Berita Yudha, Mutiara, Sinar Pagi, Berita Buana, Surabaya Post, dan lain-lain.
Novelnya berjudul “Ombak dan Pantai” diterbitkan Karya Anda Surabaya sebanyak 20 seri.
Buku cerita anak karyanya antara lain: Bung Karno, Bung Hatta, Cerita Rakyat Madura “Kortak”, Pesan Ibu (Penerbit Papas Sinar Sinanti, Depok); Halima, Cerita Rakyat Madura “Ki Moko”, Kumpulan Cerita Anak (Penerbit Garoeda Buana Indah, Pasuruan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p