Langsung ke konten utama

Strategi Efektif Menanamkan Disiplin pada Anak Usia Sekolah Dasar: Panduan untuk Orang Tua dan Guru"

Disiplin salah satu cara agar hidup lebih bermakna
Pendidikan dasar merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter dan sikap peserta didik. 

Salah satu aspek yang perlu ditanamkan sejak dini adalah disiplin. 

Disiplin adalah kunci keberhasilan dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk membantu peserta didik Sekolah Dasar (SD) menjadi individu yang lebih disiplin. 

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh pendidik dan orang tua:

• Contoh yang Baik
Orang dewasa, termasuk guru dan orang tua, harus menjadi contoh yang baik dalam hal disiplin. 

Peserta didik cenderung meniru perilaku yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar mereka. 

Oleh karena itu, penting untuk menunjukkan contoh sikap dan perilaku yang disiplin.

• Aturan dan Ekspektasi yang Jelas
Sediakan aturan dan ekspektasi yang jelas kepada peserta didik. 

Pastikan mereka memahami apa yang diharapkan dari mereka dalam hal perilaku dan tugas sekolah. 

Diskusikan aturan-aturan tersebut secara teratur untuk memastikan pemahaman yang baik.

• Konsistensi
Konsistensi dalam menerapkan aturan dan konsekuensi sangat penting. 

Jika aturan tidak ditegakkan secara konsisten, peserta didik mungkin tidak akan menganggapnya serius. 

Oleh karena itu, pastikan konsekuensi yang setara diimplementasikan untuk pelanggaran aturan yang sama.

• Komunikasi Terbuka
Berikan ruang bagi peserta didik untuk berbicara tentang masalah atau kesulitan yang mereka hadapi. 

Mendengarkan mereka dengan baik dapat membantu mengatasi masalah yang mungkin muncul dan membangun hubungan yang baik antara guru, orang tua, dan peserta didik.

• Rencanakan Kegiatan Rutin
Membangun rutinitas harian yang baik dapat membantu peserta didik mengembangkan disiplin. 

Tentukan waktu yang tetap untuk belajar, bermain, dan beristirahat. Dengan rutinitas yang baik, peserta didik dapat belajar mengatur waktu mereka sendiri.

• Beri Tanggung Jawab
Berikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia peserta didik. Ini dapat mencakup tugas-tugas rumah tangga atau tugas sekolah. 

Memiliki tanggung jawab akan membantu mereka mengembangkan keterampilan organisasi dan tanggung jawab diri.

• Pujian dan Penghargaan
Apresiasi dan penghargaan dapat menjadi motivator yang kuat untuk mengembangkan disiplin. 

Berikan pujian ketika peserta didik mematuhi aturan dan mencapai tujuan mereka. Ini akan mendorong mereka untuk terus berperilaku dengan baik.

• Dampak dari Tindakan
Diskusikan dengan peserta didik tentang konsekuensi dari tindakan mereka. 

Ajarkan mereka bagaimana tindakan baik dapat membawa hasil yang positif, sementara tindakan buruk dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan.

Menanamkan disiplin pada peserta didik Sekolah Dasar adalah proses yang memerlukan waktu dan ketekunan. 

Dengan konsistensi, komunikasi, dan dorongan yang tepat, peserta didik dapat mengembangkan sikap disiplin yang akan membantu mereka berhasil dalam pendidikan dan kehidupan mereka secara keseluruhan. [kaiy]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p