Langsung ke konten utama

Tiga Komentar Terbaik untuk Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta

MS Arifin, CEO Therapy Banyu Urip International. (Foto: Yant Kaiy) 

Yogyakarta - Berikut redaktur apoymadura.com akan menurunkan tiga komentar terbaik untuk Therapy Banyu Urip yang dipublikasikan oleh salah satu sosial media. Rabu (5/10/2022) 

1. Api Sastra
Alhamdulillah penyakit buta warna saya dinyatakan sembuh oleh dokter setelah saya menjalani rawat inap di Asrama Thrapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta selama 21 hari.

Therapy Banyu Urip sangat ampuh menyembuhkan buta warna. Walau banyak pengobatan diluar sana ada yang bilang, bahwa buta warna tidak bisa disembuhkan.

Tapi Ramuan Banyu Urip ternyata mampu menyembuhkannya. Ini menakjubkan. Saya pikir therapy Banyu Urip adalah pengobatan satu-satunya di dunia yang bisa menyembuhkan buta warna.

Terima kasih Banyu Urip....

2. Uswatun Hasanah
Sebelumnya saya tidak percaya kalau Therapy Banyu Urip bisa menyembuhkan buta warna, karena tidak ada pengobatan dimanapun yang bisa menyembuhkan buta warna menurut para medis dan pengobatan alternatif lainnya.

Setelah saya membaca banyak tulisan di www.apoymadura.com saya sangat tertarik untuk berobat ke Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta.

Saya berangkat ke Yogyakarta untuk berobat. Dalam waktu 14 hari saya menjalani rawat inap dan terbukti saya sembuh dari buta warna.

Saya sekarang sudah lolos menjadi TKW untuk bekerja di Jepang.

Terima kasih untuk Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta. Sukses selalu.

3. Nurul Fitri
Saya punya pengalaman pahit tentang penyakit gatal-gatal hampir seluruh badan. Banyak obat dan salep yang saya pakai untuk menyembuhkan penyakit gatal-gatal. Tapi penyakit gatal-gatal saya tidak kunjung sembuh. Saya hampir frustrasi.

Suatu ketika ada bakti sosial atau pengobatan gratis dari Komunitas Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta bekerjasama dengan sebuah organisasi keagamaan di wilayah saya.

Hanya sekali minum dan oles, tiba-tiba penyakit kulit saya berangsur-angaur membaik.

Saya langsung membeli kemasan botol kecil seharga Rp 150 ribu untuk mengobati gatal-gatal.

Alhamdulillah penyakit kulit saya sekarang sembuh. Sekarang kulit saya mulus kembali.

Demikian tiga komentar dari Api Sastra, Uswatun Hasanah dan Nurul Fitri. (Kay) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p