Pasien Buta Warna tidak Mau Testimoni

MS Arifin (kanan) bersama Letjen TNI (Purn.) Andi Geerhan Lantara. (Foto: Yang Kaiy) 

Yogyakarta - Pada umumnya pasien buta warna yang sudah sembuh tidak bersedia tatkala mau diabadikan lewat gambar dan video. Apalagi sampai testimoni. 

Alasannya klasik, tak ingin rekan-rekannya mengetahui kekurangan fungsi organ tubuhnya. Apalagi sampai jadi konsumsi publik. Sabtu (3/9/2022). 

"Rata-rata pasien buta warna di tempat kami usianya terbilang masih muda. Adalah mereka yang hendak melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih lanjut," ucap MS Arifin. 

Ada pula pasien dengan alasan khawatir kariernya gagal lantaran memiliki riwayat buta warna. Atau tidak bisa diterima bekerja di bidang pekerjaan yang diincar. 

"Kami memahami betul kekhawatiran pasien buta warna tersebut. Itu hak mutlak pasien. Kami sangat menjaga privacy," tandas CEO Therapy Banyu Urip International ini bijak.

Kendati sangat banyak, bahkan ribuan netizen meminta testimoni tentang buta warna, tetap saja tim Therapy Banyu Urip teguh pada keputusan.

"Sudah ribuan pasien buta warna sembuh dengan terapi kami. Tapi itulah, kami tidak punya dokumentasi foto atau video mereka yang tertolong oleh Ramuan Banyu Urip," pungkas MS Arifin. (Kay) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka untuk Haji Her (H Khairul Umam): Ajakan untuk Membangun Kesejahteraan Bersama

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Samsul Arifin: Figur Kuat yang Siap Memajukan Desa Pamolokan

Harmoni Indah Lusyana Jelita & Umar Dhany Kawesa dalam "Untung Masih Ada Ramadhan"

Membangun Mindset Masyarakat Indonesia tentang Keampuhan Ramuan Tradisional

Madu Herbal Banyu Urip: Terapi Alami untuk Kesehatan Reproduksi dan Pemulihan Tubuh

Berbagi Pesan Inspiratif Kepala SDN Padangdangan 2 di Acara Buka Puasa Bersama

Tantangan dalam Membangun Kepercayaan Masyarakat terhadap Ramuan Tradisional

Amazing‼️ SDN Panaongan III Buktikan Keterbatasan Bukan Penghalang Prestasi