Langsung ke konten utama

Angin Barat, Nelayan Pasongsongan Hijrah ke Bintaro

Alimurrahman, Staf UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy)

Sumenep – Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengharuskan para nelayan Pasongsongan tidak melaut. Keselamatan jiwa lebih utama dari mencari harta.

Opsi lainnya kalau ingin tetap kerja, perahu mereka hijrah ke Pelabuhan Bintaro Desa Longos Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Karena angin barat dan gelombang laut tidak tinggi di pelabuhan ini.

Menurut Alimurrahman, staf UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan, bahwa sebagian nelayan Pasongsongan memang ada yang melaut di Kecamatan Gapura dan Talango.

“Adalah persoalan dana yang dikucurkan juragan perahu tidak sedikit kalau hijrah kerja ke tempat lain. Tidak jarang juragan perahu menanggung hutang karena perahu mereka tidak dapat hasil tangkapan ikan,” terang Alimurrahman pada apoymadura.com. Sabtu (15/1/2022).

Bahan bakar mesin perahu dan biaya makan setiap hari para nelayan di tempat kerja serta kebutuhan lainnya semua ditanggung juragan perahu. Bisa dibayangkan dana juragan perahu sangat besar lantaran satu perahu terdiri dari 17 orang.

Sedangkan nelayan Pasongsongan yang tidak melaut, mereka pasrah menunggu keadaan cuaca membaik. Tidak mungkin bagi mereka memaksakan diri.

Karena seluruh hidup para nelayan Pasongsongan digantungkan di laut dan tidak memiliki pekerjaan lain, terpaksa para nelayan tersebut menganggur.

“Kami dari UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan senantiasa melansir info cuaca tiap hari. Kalau keadaan cuaca memburuk seperti pagi ini, tentu kami mewanti-wanti para nelayan untuk tidak melaut,” tandas Alimurrahman.

Ketika ditanya kapan kira-kira keadaan cuaca akan membaik.

“Sesungguhnya saya tidak bisa mengira-ngira. Tapi biasanya sepekan dari hari ini cuaca akan kembali normal. Atau mungkin bisa lebih dari sepekan. Pokoknya kita tunggu info terbaru dari kami,” pungkasnya. (Yant Kaiy)

Berikut laporan keadaan cuaca hari ini:





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p