Antologi Puisi “Kemarau Hati” (4)



Puisi: Yant Kaiy

Bocah Malang

termenung dalam kesendirian pagi

asap knalpot menempel erat di pundaknya

ada sisa nista diantara bocah terlantar di jalan

ia ternatal ke alam fana dari seorang ibu

menangis di trotoar tanpa harapan

pakaian lusuh bermandi keringat derita

merayap menembus kesibukan kota

ini salah siapa?

 

pemandangan ganjil saban hari

tersaji  lewat kidung luka

meski tak terdengar, tapi terasa

 

lalu ada oknum memanfaatkannya

memalsukan wajah iba

mengeruk keuntungan darinya

sungguh biadab…

hingga orang lain tak percaya

ini nyata atau sekadar sandiwara

semua jadi abu-abu

 

akhirnya,

yang nyata tidak kecipratan

kalah oleh persekongkolan

kian jauh saja iba terengkuh

meski ada di depan mata.

          Pasongsongan,12/9/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka untuk Haji Her (H Khairul Umam): Ajakan untuk Membangun Kesejahteraan Bersama

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Samsul Arifin: Figur Kuat yang Siap Memajukan Desa Pamolokan

Praktik Korupsi BSPS di Sumenep Terungkap, Kades 🅱️🅾️ngkar Sistem Jual Beli yang Merugikan

Besok‼️ Penyerahan SK CPNS dan PPPK di Sumenep, Momentum Awal Pengabdian bagi Ratusan Calon ASN

Harmoni Indah Lusyana Jelita & Umar Dhany Kawesa dalam "Untung Masih Ada Ramadhan"

Membangun Mindset Masyarakat Indonesia tentang Keampuhan Ramuan Tradisional

Amazing‼️ SDN Panaongan III Buktikan Keterbatasan Bukan Penghalang Prestasi

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD