Riwayat Syekh Ali Akbar Pasongsongan (9)



Penulis: Yant Kaiy

 

Kyai Imam Arifin menguatkan beberapa pendapat tokoh sejarah tentang kebenaran bahwa Pasongsongan memang adalah lokasi yang sering kedatangan pembesar-pembesar kerajaan itu benar adanya. Bahwa dirinya  juga memperoleh keterangan dari orang tuanya dulu,  kalau Raja Makassar, Sulawesi Selatan, Sultan Hasanuddin pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Syekh Ali Akbar. Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada tanggal 12 Januari 1631 dan meninggal 12 Juni 1670. Sultan Hasanuddin pernah meminjam tongkat pusaka milik Syekh Ali Akbar untuk dipergunakan dalam peperangan mengusir tentara penjajah Belanda dari bumi Makassar.

Alasan kenapa Sultan Hasanuddin bisa menjalin kerjasama dengan Syekh Ali Akbar. Yang Pertama karena banyak santri dari Sulawesi Selatan yang mondok/menimba ilmu agama di Pasongsongan. Yang kedua karena Kerajaan Sumenep dan Kerajaan Makassar sama-sama kerajaan yang dilandasi falsafah Islam.  Yang ketiga karena keduanya memiliki problema kerajaan yang sama, yakni sama-sama mendapat tekanan politik berupa bentuk penjajahan dari Belanda. Perasaan senasib dan sepenanggungan inilah yang menjadi faktor kuat terjalinnya kerjasama antar keduanya.

Ada lagi komentar yang berbeda dengan pendapat yang lain. Menurut Sapulan, S.Pd.,  bahwa  Pasongsongan berasal dari kata  “pasong” yang artinya adalah payung.  Menurutnya, pada saat Raja Sumenep hadir menuju ke kediaman Syekh Ali Akbar, Sang Raja oleh pengawalnya sengaja dipayungi. Dan hal itu merupakan sesuatu yang lumrah dilakukan seorang pengawal terhadap sesembahannya. Hal ini pula bertujuan agar Raja Sumenep tersebut tidak tersengat terik sinar matahari. Tidak hanya itu, payung  seorang raja di jaman dulu bagi seorang raja merupakan simbol dari sebuah kebesaran dari seorang pemimpin. Dari kejadian ini masyarakat yang menyaksikan peristiwa tersebut spontanitas mengatakan kata ‘pasong’. Maka kemudian Sang Raja melontarkan pernyataan kalau lokasi itu dinyatakan sebagai Pasongsongan.

Tetapi Mansup Adi Kusuma memiliki illustrasi lain bahwa payung yang dimaksudkan di sini hakikatnya memiliki makna kalau Pasongsongan adalah sebagai daerah yang bisa memberikan perlindungan (proteksi) bagi siapa saja yang tinggal di situ. Pasongsongan kala jaman dahulu adalah sebuah daerah yang aman dari bentuk tindak kejahatan, baik itu bagi warga daerah Pasongsongan sendiri atau warga pendatang. Maka wajar kalau banyak warga pendatang yang menetap di situ merasa nyaman dan hidup rukun  berdampingan dengan warga asli. Tak ada gesekan yang mempengaruhinya. Barangkat dari sinilah makna payung sebagai implementasi dari sebuah kekuatan bahwa Pasongsongan mampu mempersembahkan kesejukan dan keteduhan bagi siapa saja yang mau bernaung.

Dari banyak analisa dari beberapa tokoh tentang sejarah nama Pasongsongan memang tidak akan pernah kering dari pelbagai  analisa dan opini yang berkembang. Karena para tokoh sejarah dan agama tersebut tidak sembarangan mencetuskan sebuah argumentasinya. Mereka masing-masing memiliki kajian berdasarkan bukti-bukti sejarah yang mereka dapatkan di lapangan. Mereka menelisik dari berbagai pernyataan yang logis dari para leluhur pendahulu mereka. Mereka menyulam dari beberapa keberadaan situs sejarah yang di temukan dan menganalisanya searif mungkin.

 

Lebih Dekat dengan Sang Waliyullah

Tonggak sejarah Pasongsongan sangat erat kaitannya dengan Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin (demikian nama lengkapnya). Antara beliau dan Pasongsongan ibarat satu keping mata uang logam, dua sisinya berbeda tetapi tetap satu. Beliau tidak bisa terpisahkan dengan kemajuan peradaban Islam di Pasongsongan. Beliau telah mendedikasikan seluruh hidpnya untuk masyarakat Pasongsongan khususnya dan masyarakat Kerajaan Sumenep umumnya. Hingga akhirnya Pasongsongan mencapai puncak keemasan yang luar biasa dahsyat karena adanya pemangku kepentingan yang bahu-membahu dengan Syech Ali Akbar. Ya, Raja Bindara Saod telah memberi ruang kepadanya untuk terus memacu warganya agar senantiasa memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam berbagai aspek hidup yang sangat kompleks. Kenapa demikian, karena Raja Sumenep itu sangat peduli dengan kemakmuran rakyatnya.

Karena Syekh Ali Akbar nama Pasongsongan ada hingga sekarang.  Karena Syekh Ali Akbar ajaran agama Islam tumbuh subur di Pasongsongan dan menyebar ke segala penjuru. Berkat ketulusan dan kemulyaannya, beliau telah sukses menyulap Pasongsongan menjadi wilayah yang masyarakatnya agamis dan bermartabat. Beliau mendermakan sebagian besar perjuangannya untuk kemaslahatan umatnya. Tidak ada embel-embel lain. Tidak pula dengan jabatan atau kedudukan yang sebenarnya sangat mudah ia dapatkan andai saja kalau ia mau karena di Kerajaan Sumenep sangat terbuka untuk peluang itu.

Sebab Syekh Ali Akbar telah banyak memberikan jasa-jasa perjuangannya untuk setiap langkah politik bagi sebuah ketetapan dan pengambilan keputusan Raja Sumenep. Memang, Raja Bindara Saod sering berkonsultasi dengan Sang Waliyullah dalam banyak hal mengenai roda kepemimpinannya di Kerajaan Sumenep. Dan setiapkali apabila keduanya bertemu membicarakan sesuatu yang khusus,  Raja Bindara Saod  senantiasa menawarkan kepadanya sebuah jabatan penting yang mungkin orang lain sulit untuk mendapatkannya, yakni sebagai penasihat raja. Tidak hanya sekali Sang Raja menawarkan jabatan. Tapi Syekh Ali Akbar menolaknya dengan halus tawaran tersebut. Beliau sudah merasa nyaman dan tenteram bersama umat. (Bersambung) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip