Zikir Samman dan Lesbumi Pasongsongan
![]() |
Akhmad Jasimul Ahyak |
Catatan: Yant Kaiy
Zikir Samman dibawa
Nyai Agung Madiya dari Kerajaan Aceh pada abad XVII. Kala itu Nyai Agung Madiya
dipercaya menjadi panglima perang oleh Kerajaan Sumenep. Raja Aceh dan Raja
Sumenep sama-sama menganut agama Islam. Merasa senasib, Raja Sumenep menolong
Raja Aceh yang meminta bantuan untuk mengusir penjajah Belanda.
Singkat cerita, Nyai
Agung Madiya dan pasukannya berhasil memukul mundur tentara Belanda. Atas
kemenangan ini, Nyai Agung Madiya mendapat gelar “Cut” dari Kerajaan Aceh.
Sedangkan dari Raja Sumenep mendapat hadiah tanah luas yang kini jadi Dusun
Pakotan. Dusun ini berada di wilayah Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten
Sumenep.
Nyai Agung Madiya
adalah putri dari Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin. Beliau adalah tokoh penyebar
agama Islam di kawasan pantai utara Pulau Madura. Syekh Ali Akbar adalah paman
dari Raja Bindara Saod (Raja Sumenep ke-29).
![]() |
Surat tanah dari Raja Sumenep yang diberikan kepada Nyai Agung Madiya. (Foto: Yant Kaiy) |
Maka tepat sekali
kalau Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia) MWC NU Pasongsongan berencana
akan membentuk perkumpulan Zikir Samman.
Menurut Akhmad Jasimul
Ahyak (Ketua Lesbumi Pasongsongan), dirinya sangat care terhadap Zikir Samman.
“Insya Allah dalam
waktu dekat perkumpulan tersebut akan dibentuk. Mekanismenya dari rumah ke
rumah anggota secara bergilir,” terang Akhmad Jasimul Ahyak di Puskesmas Pasongsonga
sehabis divaksin Covid-19. Senin (8/3/2021).[]
Yant Kaiy, penjaga gawang
apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.