Tembang Santet (Bagian IX)

 


Cerpen: Yant Kaiy

Mengapa gubuk yang selama dua puluh tiga tahun saya tinggalkan berganti bangunan megah? Benarkah istri dan anak saya yang penghuninya? Dari manakah ia mendapatkan uang sebanyak ini? Pertanyaan pertanyaan seperti itu meluncur dengan sendirinya dalam benak ini. Tak ubahnya air yang mengalir deras di kali.

Saya mencoba mengetuk pintunya. Tiba-tiba hati ini tidak mengijinkannya. Keraguan mulai menyetubuhi jiwa. Benarkah istri dan anak saya akan menerima kehadiran orang yang sangat merindukannya ini untuk kembali hidup seatap bersama mereka berdua? Saya memberanikan diri mengetuk pintu itu. Setelah ditunggu beberapa saat, ada suara langkah kaki mendekati pintu. Degub jantung semakin kencang. Seorang wanita setengah baya telah berdiri di pintu itu.

"Dia bukan istri saya," pekik hati ini setengah tak percaya. Sekali lagi saya melihatnya dari atas ke bawah tubuhnya. Tidak seperti dia.

Di tengah keterpakuan, selaksa persendian tulang-tulang ini copot mendapatkan seorang wanita yang bukan istri saya. Wanita mengenakan busana berwarna abu-abu memperhatikan sikap tak percaya saya. Impian selama bertahun-tahun terpendam, kini telah berganti kecewa, asa itu tiba-tiba hancur berkeping-keping tak berwujud lagi. Saya kembalikan sikap perkasa sebagai seorang lelaki sejati. (Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

KB-PAUD Sabilul Rosyad Desa Pagagan Menerima Kunjungan Asesor Akreditasi

Kekecewaan Guru Honorer Pasongsongan: Lama Mengabdi tapi Tak Lolos PPPK

PB Elang Waru Jalin Persahabatan dengan PB Indoras Sumenep

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Mitos Uang Bernomer 999

Sekolah Hebat, SDN Padangdangan 2 Gelar Program Bersase Setiap Sabtu

KH Kamilul Himam Isi Tausiah Maulid Nabi Muhammad SAW di SDN Panaongan 3 Pasongsongan

498 Guru Honorer Sumenep Gagal Terjaring PPPK, Bagaimana Nasib Mereka?