Anak Meninggalkan Rumah (Bagian II)
Artikel Keluarga: Yant Kaiy
Seorang anak yang melarikan diri dari umah
karena frustasi biasanya tak mempunyai satu pun tujuan tertentu. Ia pergi
karena sedih, kecewa bingung bercampur-aduk
dalam jiwanya. Hal ini jika terjadi pada anak, sebetulnya si
orang tua jelas telah mengetahui sejak dini.
Perubahan tersebut umumnya seorang anak kurang
bergairah dalam melakukan kegiatannya, suka menyendiri, tidak betah di rumah,
atau waktunya
habis tersita berdiam diri di
kamar. Nah, di sini orang tua dituntut untuk lebih waspada atas perubahan anak semacam itu.
Sedangkan bagi anak yang perginya tanpa pamit
hanya karena memenuhi hasrat petualangannya, pasti akan memberi kabar ke rumah, di mana ia berada. Bahkan kalau
keingintahuannya telah terpenuhi alias terlampiaskan maka dengan sendirinya ia akan
kembali. Walau kadang sang anak
dalam bayang-bayang akan terkena omelan dari kedua orang tuanya.
Kendati ada dua tipe penyebab anak melarikan
diri dari rumah, tetapi keduanya merupakan manifestasi dari suatu
sifat otonomi yang amat berlebihan. Dengan kata lain, sifat otonomi
yang berlebihan tersebut merupakan salah satu sebab pokok atau dengan sebutan sebab yang
merupakan kondisi (pribadi anak itu sendiri). Sedangkan dua penyebab yang kemudian menjadi suatu peristiwa dimana yang mengartikan sebab pokoknya. Dalam
kalangan para psikologi kondisi ini disebut sebagai Conditioning
events dan Precipitating
events.
Sebenarnya sifat otonomi memang sangat perlu
ditanamkan dan dikembangkan sejak dini karena sifat inilah yang nantinya akan menentukan
seseorang terlihat tampak dewasa. (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.