Kerres dalam Budaya Madura: Senjata, Filosofi, dan Identitas KulturalšŸ”„

Kota keris Sumenep

Di tengah modernisasi yang kian pesat, kerres (keris Madura) tetap jadi simbol budaya yang tak tergantikan bagi masyarakat Sumenep Madura. 

Lebih dari sekadar senjata tradisional, kerres menyimpan filosofi hidup yang dalam, sebagaimana diungkapkan oleh Agus Sugianto, Kepala SDN Panaongan 3 Pasongsongan, Sumenep. 

Melalui tiga makna dasarnya, ngeker ma’ ta' lares, ngeker ma’ ta’ keres, dan ngeker ma’ lares - semua jadi cerminan nilai-nilai luhur orang Madura.

1. Ngeker ma’ ta' lares: Perlindungan dari Ancaman

Makna pertama kerres adalah sebagai penolak bahaya (ngeker ma’ ta' lares). 

Dalam tradisi Madura, kerres diyakini memiliki kekuatan spiritual yang bisa melindungi pemiliknya dari marabahaya, baik yang kasat mata maupun tidak. 

Bagi masyarakat agraris dan pelaut Madura yang hidup di tengah kerasnya alam, kerres berfungsi sebagai penjaga; bukan hanya secara fisik, tapi juga psikologis. 

Ia menjadi simbol ketahanan dan kewaspadaan, mengingatkan pemiliknya untuk selalu waspada terhadap ancaman, tapi tetap bijaksana dalam menyikapinya.

2. Ngeker ma’ ta’ keres: Sumber Keberanian dan Harga Diri

Frasa ngeker ma’ ta’ keres menggambarkan kerres sebagai pemberi keberanian. 

Orang Madura terkenal dengan sikap kebal (berani) dan harga diri yang tinggi. 

Dalam konteks ini, kerres bukan alat untuk kekerasan, melainkan simbol keteguhan jiwa. 

Ketika seseorang membawa kerres, ia diingatkan untuk tidak mudah gentar, baik dalam menghadapi konflik maupun tekanan hidup. 

Tapi esensi sejatinya adalah keberanian untuk membela kebenaran, bukan sekadar kekerasan.

3. Ngeker ma’ lares: Pembawa Keseimbangan dan Kebaikan

Terakhir, ngeker ma’ lares menekankan kerres sebagai sarana kebaikan. 

Kerres Sumenep yang melambangkan harmoni antara kekuatan dan kebijaksanaan. 

Dalam ritual adat, seperti pernikahan atau penobatan, kerres sering digunakan sebagai simbol harapan akan kemakmuran dan kedamaian. 

Ia mengajarkan bahwa kekuatan sejati harus berujung pada kebaikan bersama.

Kerres sebagai warisan yang hidup di Sumenep - pusat pembuatan kerres tradisional - benda ini bukan sekadar aksesoris, melainkan jiwa budaya Madura. 

Sayangnya, di era globalisasi, pemahaman akan makna kerres kian memudar. 

Generasi muda perlu diajak kembali menggali filosofinya, agar tidak kehilangan identitas kultural. [Surya]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

SMPN 1 Pasongsongan Perkenalkan Program Pendidikan kepada Siswa SDN Panaongan 3 dalam Sosialisasi Penerimaan Siswa Baru

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Herbal Gondowangi Bondowoso Beri Bantuan Sepatu Olahraga ke Siswa SDN Panaongan 3 Sumenep yang Berlokasi di Desa TerpencilšŸ’„

Penyembelihan Hewan Qurban di Pendopo Therapy Banyu Urip Berlangsung LancaršŸ”„

Miris‼️ Warga Pasongsongan Merasa Khawatir, Jembatan Sungai Angsono Masih Gelap GulitašŸ˜Ž

Sumenep Digegerkan Dugaan Korupsi BSPS: Kepala Desa Dungkek Beri Klarifikasi Sepihak😁

Herbal Gondowangi Bondowoso Berikan Bantuan Sepatu Olahraga untuk Siswa SDN Panaongan 3 SumenepšŸ”„

Juknis Tunjangan Sertifikasi Guru Honorer 2025, Masih Perlu EvaluasišŸ˜‡