Langsung ke konten utama

Herbal Gondo Kusumo Sebentar Lagi ada di Toko Basmalah

Supriyadi dan Herbal Gondo Kusumo. [Foto: Yant Kaiy]

BONDOWOSO, apoymadura.com - Supriyadi, owner Terapi Gondowangi Bondowoso agak kewalahan atas meningkatnya penjualan jamu tradisional hasil produknya. Penjualan online mengalami lonjakan luar biasa untuk 2022.

Ada dua alasan mendasar larisnya ramuan produk Terapi Gondowangi ini. Yang pertama ada beberapa tokoh penting (pejabat dan tokoh masyarakat) mengonsumsi ramuannya sembuh, kendati penyakitnya tergolong berat. Yang kedua harga murah dan terjangkau bagi golongan ekonomi lemah semua produk ramuan milik Supriyadi tersebut.

Ada tiga produk ramuannya, yakni Herbal Gondo Wangi, Herbal Gondo Kusumo dan Herbal Gondo Netro. Kesemuanya dikemas praktis agar konsumen mudah dalam penggunaanya. Sabtu (17/12/2022).

“Ada info terbaru, bahwa produk Herbal Gondo Kusumo nanti akan dijual di Toko Basmalah. Kita tahu, Tokoh Basmalah tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Jawa Timur. MOU antara saya dengan swalayan tersebut sudah ditandatangi beberapa hari lalu. Nanti laba bersih hasil penjualan ramuan tersebut akan disumbangkan ke pondok pesantren yang menaungi Toko Basmalah,” terang Supriyadi dikediamannya, Pujer-Bondowoso.

Awal mula terjalinnya kerjasama tersebut karena ada beberapa keluarga besar pondok pesantren yang sembuh mengonsumsi Herbal Gondo Kusumo. Awalnya sang pasien divonis akan dioperasi, ternyata gagal dioperasi setelah mengonsumsi Herbal Gondo Kusumo.

Keampuhan ramuan itu dalam menyembuhkan penyakit seperti jantung koroner, ginjal akut, infeksi lambung/luka dan ambein berdarah sudah tidak diragukan lagi. Sudah banyak orang tertolong karenanya.

“Dipandang perlu bagi pengasuh pondok pesantren yang menaungi Toko Basmalah agar lebih banyak orang sembuh alami dari penyakit sampai tuntas. Sembuh hinga ke akar-akarnya. Kami saat ini telah mengurus izin pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum Herbal Gondo Kusumo diedarkan bebas di pasaran,” imbuh lelaki kelahiran Bondowoso tersebut.

Ramuan tanpa bahan pengawet kimia ini nantinya akan berbentuk gel. Sebelumnya berbentuk cair. Sedangkan formula tetap seperti sediakala. Sehingga khasiatnya tetap manjur.

Karena bentuknya sudah berupa gel, otomatis barangnya lebih kecil. Lebih praktis kalau dibawa kemana pergi.

“Sedangkan dalam sisi penggunaan, biasanya Herbal Gondo Kusumo hanya dipakai sepekan. Tapi karena berbentuk gel, otomatis penggunaannya lebih lama lagi,” sela Supriyadi dengan logat Bahasa Madura.

Ketika ditanya soal harga, ia belum bisa menetapkan harga pasti. Persoalannya, ia masih perlu mengalkulasi lagi karena harus menyesuaikan dengan pajak. Tapi dirinya tetap meyakinkan, kalau harga itu nantinya tidak akan memberatkan kemampuan masyarakat kecil.

“Kami akan melakukan survei terhadap harga produk ramuan lain dengan khasiat sejenis. Yang jelas, kami akan menjual Herbal Gondo Kusumo lebih rendah dari kompetitor. Dari sudut pandang kami, langkah ini tentu akan lebih bijak. Sebab kami care benar terhadap daya beli masyarakat kita yang terbilang cukup rendah,” ucapnya mengakhiri perbincangan. [Kay]



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p