Antologi Puisi “Bahtera Janji Dusta” (15)
Karya: Yant Kaiy
Setetes Kebencian
terbiasa
aku pada kemeranaan hati
sebab
luka tidak hanya di cinta
tuntutan
angan adalah niat kudus semataku
yang
terukir indah di keburaman malam
tak
jarang mencemari darah perkasaku
ketika
benturan kegagalan menghadang langkah
rasa
benci sendiri bahkan tak terkendali
seolah
membutakan jalan nurani
kerena
tak mungkin kudiamkan
apalagi
sempai diterbengkalaikan
justru
akan membunuh ilham tengah malamku
yang
mengkristal seiring genang
yaitu
kebenoiankulah nenyerang gamang
kepada
hasrat membuncah
kusadari
dengan kewajaran yang penuh
barangkali
nikmat ternatal disini
meski
masih dipenuhi kegagalan
dan
segudang kehinaan
aku
akan bertahan, selamanya..
Pasongsongan,
02/02/92
Penasaran yang
Tertunda
buat lely
sosokmu
raib dalam tatapku
cerita
tentangmu menggoda hasratku
walau
bukan maksud hati
mencairkan
setengah dari kesombonganmu
yang
pernah kau sikapkan pada mereka
namun
mengapa tidak padaku
hanya
namamu menggantung di angan
seiring
goresan penasaran diamku
terhadapmu
yang kian menjauh
sebab
penantian sudah kukibarkan
kukemukakan
pada hening
seringkali
terpenggal kalimat tanyaku
oleh
kemunafikan diri sesungguhnya
kurasakan
pahit menyentuh derita
kutersudut
seorang diri lagi
hai,
perempuan dalam peluk anganku
sejenak
berhentilah dikegundahan ini
usah
biarkan sungai darahku mengering garing
akibat
kelopak asa menjingga
sementara
doa mengalun hangat.
Pasongsongan,
03/02/92
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.