CERPEN: Cinta Tulus Debur untuk Tona, Janda Beranak Dua yang Tegar
By:
Suriyanto Hasyim
Debur selalu datang paling pagi ke warung kecil milik Tona. Setiap kali
melihat perempuan itu tersenyum, dadanya serasa penuh. “Pagi, Bu Tona. Ada
yang bisa saya bantu?” tanya Debur hampir setiap hari.
Tona hanya tertawa kecil sambil menata gelas-gelas. “Kau ini, Bur, masih
muda. Pergilah main dengan temanmu, tak usah repot bantu aku terus.” Namun
Debur tak pernah beranjak; baginya, berada di dekat Tona sudah cukup untuk
membuat pagi terasa lengkap.
Di mata Tona, perhatian Debur hanyalah keramahan seorang anak muda yang baik
hati. Ia sering menegurnya dengan lembut, “Kau terlalu banyak menghabiskan
waktu di sini, nanti ibumu mencarimu.”
Debur hanya mengangguk sambil tersenyum, “Tidak apa-apa, Bu. Saya memang
nyaman di sini.” Tona menghela napas, separuh bingung, separuh tersentuh,
tetapi tetap menjaga jarak karena hidupnya sudah penuh dengan tanggung jawab
dan kenangan yang belum sepenuhnya hilang.
Suatu sore ketika warung hampir tutup, Debur memberanikan diri.
“Bu Tona… saya suka sama Ibu,” ujarnya pelan namun tegas. Tona
terdiam, memandangnya dengan mata yang mulai berkaca.
“Debur… aku ini janda, punya dua anak. Hidupku tidak mudah.” Debur
menatapnya tanpa goyah.
“Saya tahu. Tapi saya tidak peduli itu semua. Saya cuma ingin Ibu tahu
apa yang saya rasakan.” Tona menunduk, lalu tersenyum tipis. “Terima
kasih, Bur. Biarkan aku berpikir… tapi kata-katamu hari ini, membuatku merasa
hidup lagi.”[]

Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.