Bassra Disorot Karena Minim Perhatian Terhadap Isu Korupsi😭
Di tengah rasa bangga saya karena Bassra (Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura) menggelar rapat percepatan pembentukan Provinsi Madura, terselip di hati ini sebuah kesedihan mendalam.
Karena selama ini perhatian Bassra terhadap praktik korupsi yang menyentuh segala sendi kehidupan masyarakat amat minim perhatian.
Rapat koordinasi penting Bassra digelar pada Sabtu (24/5/2025), di Ruang Rapat Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Kabupaten Bangkalan.
Hadir dalam rapat penting tersebut para bupati, ketua dewan, dan pimpinan perguruan tinggi se-Madura.
Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mempercepat pembentukan Provinsi Madura, yang telah lama menjadi cita-cita kolektif masyarakat Pulau Garam.
Namun, di tengah semangat pemekaran tersebut, muncul kritik terhadap Bassra yang dinilai belum memberikan perhatian khusus terhadap persoalan krusial lain yang mencuat di Madura, yaitu maraknya praktik korupsi.
Padahal, sejumlah tokoh politik, kalangan intelektual, publik figur, hingga pejabat pemerintah daerah telah terjerat kasus korupsi yang mencederai kepercayaan publik.
Minimnya sorotan Bassra terhadap persoalan ini dianggap ironis, mengingat Madura dikenal sebagai kawasan yang religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral serta keadilan.
Ketika institusi keagamaan sekelas Bassra tidak menaruh perhatian serius terhadap korupsi yang merajalela, hal ini bisa melemahkan upaya kolektif untuk membangun Madura yang bersih dan bermartabat.
Menurut hemat saya, Bassra seharusnya tidak hanya fokus pada pembentukan Provinsi Madura, tapi juga menjadi garda terdepan dalam membangun kesadaran moral, termasuk menumbuhkan budaya anti-korupsi di kalangan elite politik dan pemangku kebijakan.
Korupsi yang terus menjangkiti berbagai lapisan kepemimpinan di Madura tidak hanya menghambat pembangunan, namun juga melukai hati masyarakat yang mayoritas hidup dalam budaya pesantren dan nilai-nilai keislaman.
Oleh karena itu, pembangunan karakter dan integritas menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan dalam setiap agenda perubahan struktural.
Bassra diharapkan bisa memperluas perannya sebagai pelopor gerakan moral di Madura, tidak hanya dalam hal politik dan pemekaran wilayah, namun juga dalam mendorong reformasi etika dan tata kelola pemerintahan.
Dengan demikian, aspirasi membentuk Provinsi Madura tidak kehilangan substansi, dan benar-benar menjadi jalan menuju kemajuan yang berkeadilan dan bermarwah. [Surya]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.