Jadah (V)
Jadah (V)
Puisi: Yant Kaiy
tapi kini dia tidak marah
dia tidak membentakku
duh, malah dia membelaiku
begitu tulus hatimu
begitu mulia pengorbananmu
sungguh, kutak mau mengkhianati lagi
segala kebajikanmu. maafkanlah ibu!
kemudian aku bangkit
pada senoktah asa tersisa
di tengah kesadaran
sepotong cita mengguncang
terpatri di dinding kalbu
merobek-robek rasa malu
kubentangkan harapan menggunung
layar pun terkembang
kupacu semangat
mengejar ketertinggalan
ah, aku ingin membuktikannya
kuingin menatap cerah pagi
menikmati tetesan embun
yang bergelayut pada ranting - ranting kering
yang membasahi tanah kelahiranku
kuingin menyelami dasar kolam-Mu
kuingin menjumput mutiara kasih abadi-Mu
kuingin dosa-dosa ini terhapuskan
jangan bentangkan jarak itu Illahi
namaku Kelap. masih ingatkah engkau padaku?
sahabat, mari kita berbagi duka
bergandengan tangan
bukankah kita sesama hamba-Nya yang lemah.
Pasongsongan, akhir 1994
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.