Dari Sudut Dunia Hitam (II)
Dari
Sudut Dunia Hitam (II)
Puisi: Yant Kaiy
pikiran melayang, yang
di antara
bintang-bintang
bertaburan di langit
perenungan diri
tak jarang bimbang,
bang
mencambuk penyesalan
tidak bertepi
menguap, menyusup pada
panorama mimpi
hari-hari yang terlalu
kubenci
dalam sebuah penantian
terasa abadi
seringkali kududuk
seorang diri, meratapi nasib
menggapai angan,
berpacu dengan halusinasi
andai aku anak orang
kaya
maka tak perlu
susah-payah diriku menumpuk harta
andai aku anak petani
barangkali aku juga
menjadi seorang petani
atau, andai aku anak
pedagang
mungkin bisa pula aku
menjadi pedagang
tapi aku tak diwarisi
apa-apa
kedua orang tuaku
hanya menghibahkan tubuh ini
tubuh yang tidak
seberapa molek
di sebuah ruangan agak
sempit
di antara tawa yang
gombal serta canda manja
kutawarkan bentuk
tubuh ini pada semua lelaki
sekadar menyambung
benang-benang harapan hampir putus
ya, hanya demi sesuap
nasi
kuserahkan diri ini,
menjadi pemuas berahi
semula aku tak
menyangka akan jadi begini
menganggur terlalu
lama dan tuntutan hidup yang kian rumit
memaksaku untuk
berbuat sesuatu lebih berarti
menerobos lewat
celah-celah sisi gelap
aku pun tak dapat
melukiskan kedalam bentuk kalimat
saat pertama disentuh
tangan lelaki
aku begitu ketakutan,
menggigil dalam tangis
tubuhku terasa remuk
bagi digilas roda - moda baja
hancur.... darah pun
mengucur deras, muncrat tak berharga.
Pasongsongan, medio 1995
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.