Langsung ke konten utama

Postingan

Kidung Satpam

Catatan: Yant Kaiy (Pimred apoymadura.com)  Tanpa banyak basa-basi. Serius. Bahkan seringkali dingin. Saya selalu mengambil sikap disiplin. Menanggalkan muka sosial; persaudaraan, pertemanan, pernah kenal, pernah bertemu. Tak hiraukan latar-belakang. Kaya atau kuasa. Miskin angkuh luar biasa. Semua dipukul rata. Saya pasang wajah balok. Tubuh tak ubah robot. Suara terdengar datar. Menyasar. Tak mau ambil pusing, siapa mereka. Apa pula kedudukannya.  Saya jalankan perintah. Tak peduli hujan-panas menghalangi tugas dan kewajiban.  Terpaksa saya lakukan lantaran mereka sering mencoba membuka ruang transaksi. Gelap. Ruang bisa bernegosiasi. Bahkan, lorong intimidasi. Kalau sudah begini, wajib hati-hati.  Memang capek seharian auto bersikap kaku. Itulah tuntutan. Jiwa tertekan. Hati terpenjara. Raga ikuti program kerja penguasa saja.  Sepekan masuk kerja, banyak protes dilayangkan. Semua atas nama costumer tempat saya bekerja. Nadanya sumbang.  Terdengar di telinga nyelekit. Sem

Penjaga Gawang dan Penjaga Sekolah

Catatan: Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com Satu kesebelasan sepak bola membutuhkan penjaga gawang. Tujuannya agar tidak kemasukan bola. Biar tidak gol. Satu kesebelasan akan senantiada berupaya sekuat tenaga bertahan disaat ada gempuran pemain lawan. Segala cara terus dilakukan. Bahu-membahu satu sama lain.  Sisi lainnya, tim tersebut berjuang mati-matian untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Tugas penting ini wajib dilakukan agar timnya bisa jadi kampiun.  Skill berkelas masing-masing pemain, pola main berkualitas sesuai tugas pokok dan fungsinya menjadi salah satu faktor penentu kemenangan kompetisi sepak bola.  Saling serang dan saling bertahan lewat teknik terarah dan terukur untuk mencuri kemenangan. Otot dan otak semua personal pemain juga terus "on". Gol menjadi penentu kemenangan tim. Gol tercipta karena bola lolos dari tangkapan penjaga gawang. Proses terjadinya gol kadang cepat, kadang pula lama. Proses permainan bermuara pada gol. Gol dan gawang. Gawang

Kenali Kopi Rempah Jember, Banyak Varian

Pram bersama contoh produk Kopi Rempah Tugusari Jember. (Foto: Yant Kaiy).  Jember - Pram namanya. Pria asli  Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Aktivis muda itu tergabung dalam Komunitas Tugusari Peduli (KTP) . Tanpa kenal lelah, ia menggerakkan banyak kegiatan di desanya. Ahad (20/11/2022). KTP merupakan pusat segala kegiatan orang-orang di Desa Tugusari. KTP berada di lingkungan struktur organisasi desa tersebut. "Selain beraktivitas di KTP, saya saat ini bergelut di pemasaran Kopi Rempah produksi orang Tugusari. Kita tidak mau munafik, bahwa rumah tangga kita butuh uang belanja setiap," ucap Pram sejujurnya pada apoymadura.com, tanpa beban.  Lebih rinci, Pram menjelaskan. Ada 2 varian kopi produksi orang Desa Tugusari tersebut, yakni Kopi Lanang dan Kopi Rempah.  "Kedua varian kopinya bukan hanya bisa dinikmati rasa kopinya saja. Namun juga untuk menjaga kesehatan tubuh penikmatnya. Pemesanan via WA 085334474576," tegas Pram berpro

Air Mata Guru PAI Sumenep

Catatan: Yant Kaiy Carut-marut rekrutmen guru PPPK 2022 di Kota Keris Sumenep, terdengar menyayat kalbu. Jika ada yang lebih menyakitkan; (mungkin) mencabik-cabik sekujur atma. Lantas diledakkannya tanpa sisa. Jadi debu. Tumpang-tindih kebijakan dinas terkait menyeret emosi pekerja (honorer) ke laut tak berpantai. Tak bertepi. Semua jadi tak menentu.  Meski ada secercah impian dalam balutan khayal. Itu hanya pada bagian tertentu saja. Tak tercover semua pernik aspirasinya.  Berkali-kali penjaringan guru PPPK di kota ujung timur Pulau Garam Madura ini memberangus ampera guru honorer PAI. Meski dedikasi antara mereka dengan kelompok guru kelas/umum sama segi kualitas kerjanya. Mereka sebelas-dua belas. Tapi guru PAI dianak-tirikan. Ditelantarkan. Mereka kian ditenggelamkan dalam lingkaran kebijakan Pemkab tak populis. Apalagi gema mereka tak terdengar. Kalaupun terdengar di telinga, itu hanya bisik-bisik tetangga. Itulah vignet seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Sumene

Cara Saya Mengolah Daun Kelor untuk Konsumsi Sehari-hari

Opini: Yant Kaiy Dari kecil hingga kini, urusan makanan bagi istri saya dianggap biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa. Tidak pernah ia mengidolakan makanan mahal, lezat, dan berkelas. Yang penting, sehat plus mengenyangkan perut. Itu saja. Walau hidup istri saya sudah layak, tapi gaya hidupnya tak berubah. Selalu sederhana. Ajaran kedua orang tuanya; pengaruh sosial lingkungan tempat ia lahir dan tumbuh besar, yakni Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, mengisyaratkan supaya nafsu makan jangan diumbar.  Filosofi usang orang Sumenep yang masih relevan hingga detik ini mengatakan: "Odi' benni kaangguy ngakan, tape ngakan kaangguy odi'." (Bahasa Madura) = Hidup manusia bukan hanya untuk makan, akan tetapi makan untuk hidup manusia di dunia.  Rupanya filosofi tersebut sekarang berkarat. Lapuk. Alasan demi kemakmuran semua jadi kebablasan. Makan pun berlebihan. Rakus. Takut dirinya tidak kebagian. Segala cara dilakukan.  Tapi, pada Jumat istri saya membu