Langsung ke konten utama

Postingan

Prokes dan PPKM

Catatan: Yant Kaiy Dikehidupan dunia fana ini, wajib hukumnya ‘seimbang’. Ya, semua butuh keseimbangan. Ada siang, ada malam. Ada kaya, ada miskin. Kalau hanya satu yang terjadi, bisa dipastikan kiamat akan datang. Begitu para guru agama di sekolah menerangkan.   Terkait dengan Prokes (protokol kesehatan) dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang dijalankan pemerintah saat ini, tujuannya supaya kesehatan (raga) masyarakat terjaga. Tapi pemerintah alpa, kalau kesehatan keuangan seharusnya juga dijalankan/diperhatikan. Akibat regulasi Prokes dan PPKM, aktivitas warga masyarakat tingkat bawah (grass root) jadi tidak produktif. Akibatnya, mereka termiskinkan.   Sedangkan aparatur negara tetap sejahtera. Lantaran mereka kerja tidak kerja tetap dapat gaji. Bahkan ada diantara pegawai pemerintah kekayaannya bertambah banyak. So pasti ini menyebabkan ketidakseimbangan.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Hairul Anwar: Fokus Pemulihan Ekonomi

Hairul Anwar, Ketua KADIN Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Belum adanya kepastian kapan akan berakhir pemberlakuan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari pemerintah, jelas sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan. Yang terjadi saat ini daya beli masyarakat terus melemah hingga titik memprihatinkan.   “Pemerintah sejatinya tanggap dengan situasi sekarang. Karena hal ini tanggung jawabnya. Mereka membuat aturan, tentu mereka punya solusinya,” tegas Hairul Anwar di kantor Madura Energy Sumenep pada apoymadura.com. Senin (4/10/2021).   Sebagai Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Sumenep, Hairul Anwar berharap kepada pemerintah untuk segera melakukan penyelamatan dan penguatan ekonomi kerakyatan . (Yant Kaiy)

Menjanda

Pentigraf: Yant Kaiy Tonah capek berangan-angan seperti masih gadis. Perjuangan telah dibentangkan. Pengorbanan tercurah maksimal. Pengabdian selama menjadi karyawan salah sebuah perusahaan amat optimal. Tapi takdir bagus tak berpihak padanya. Selebihnya hanya bisa bersyukur dari sekian banyak kegagalan itu. Tuhan Maha Bijaksana.   Memang, kesuksesan bukan hanya diukur lewat uang. Atau sekadar penampilan. Kegagalan utama Tonah yaitu tentang kesejahteraan rumah tangganya. Apalagi setelah suaminya pergi ke alam kubur. Tiga orang anaknya butuh biaya pendidikan.   Sedih karena jatuh miskin. Tiada tambatan hati mencurahkan kesepian diri. Hanya sesal tak berpantai ketika mengingat sukses masa lalu.   Pasongsongan, 3/10/2021   

Perayaan HSN 2021 di Pasongsongan

Kiai Homaidy (kiri) bersama Akhmad Jasimul Ahyak (Ketua Lesbumi MWC NU Pasongsongan). Sumenep – Kiai Homaidy, Ketua Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia) PC NU Sumenep memberikan atensi luar biasa terhadap konsep perayaan Hari Santri Nasional (HSN) di Kecamatan Pasongsongan Sumenep.   Bertempat tinggal di kawasan perkebunan Assalam di Desa Prancak Kecamatan Pasongsongan, beliau memberikan respon positif terhadap jajaran pengurus MWC NU Pasongsongan.   “Terobosan kreatif dan inspiratif MWC NU Pasongsongan dalam kemeriahan HSN patut mendapat acungan jempol. Bagaimana tidak. HSN di Pasongsongan akan menggelar upacara HSN tanggal 22 Oktober. Dilanjutkan pawai santri lebih 2.000 pada keesokan harinya,” terang Kiai Homaidy pada apoymadura.com. Sabtu (2/10/2021).   Beliau juga menambahkan, bahwa sebelumnya akan ada pementasan Macapat Madura, musik Tongtong, musikalisasi puisi, sarasehan budaya, donor darah, sunatan massal, hadrah, al-banjari, Sarompet (kesenian alat ti

Neo Etape MWC NU Pasongsongan

Kiai Ahmad Riyadi. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Babak baru di tubuh MWC NU Pasongsongan Kabupaten Sumenep kini mulai terlihat semenjak dinakhodai Kiai Ahmad Riyadi. Reorganisasi tiap lembaga dan banom (badan otonom) jadi atensinya. Semua pengurus ranting NU di wilayahnya dihidupkan. Tujuannya satu; NU harus benar-benar ada dan menyentuh ke tingkat grass root.   Ia terus bergerilya ke pelosok kampung siang-malam. Menebarkan pesan moral dan keagamaan. Tidak hanya lewat retorika, tapi beliau merangkul mereka sebaik mungkin.   Sepak-terjangnya dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan ke-NU-an di jiwa mereka. Tidak sekadar pengakuan. Melainkan NU benar-benar menjadi bagian penting supaya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.   Saat ini, Kiai Ahmad Riyadi masih belum genap satu tahun memegang kendali MWC NU Pasongsongan. Tapi beberapa tahapan telah dilampauinya sesuai target. Seperti ketika awal kepemimpinannya, beliau menghadirkan Kantor MWC NU sebagai centre of ac