Langsung ke konten utama

Postingan

Memperpanjang SIM di Polres Sumenep

Kantor Satpas Polres Sumenep. Ruangannya ber-AC dan free Wi-Fi. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Atas pemberitahuan teman, bahwa masa berlaku SIM (Surat Izin Mengemudi) bukan berdasar tanggal kelahiran, melainkan berakhir tanggal pembuatan. Maka saya pertengahan Juni 2021 langsung tancap gas ke Polres Sumenep.   Saya berangkat pukul 06.00 WIB dari Desa/Kecamatan Pasongsongan. Di tempat foto copy diberi arahan untuk membawa sepeda motor menuju tempat tes psikologi dan kesehatan. Jaraknya saling berjauhan. Tidak seperti lima tahun lalu ketika saya memperpanjang SIM. Tempatnya menyatu.   Di Kantor Satpas (Satuan Penyelenggara Administrasi) Polres Sumenep akhir dari pemotretan SIM. Senang rasanya karena saya puas terhadap pelayanannya yang lebih baik dan lebih cepat.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Antologi Puisi Fragmen Nasib (20)

Karya: Yant Kaiy Hutan Kesepian meng g unung kekecewaanku tanpa haru batu-batu hanya berdi a m diri seolah hanya menyak s ikanku atau sungai yang mengalirkan hidup bagi keberlang s ungan ; kelestarian hakiki tubuh terserap ilalan g keger s angan   kurasa diri te lah bermandikan hujan meng gelepar diantara beragam kebohongan kuterjungkal menantang semua kesewenang - wenangan dari peng uasa begitu pekat bersiasat kucoba sekali lagi, dan entah keberapakalinya mega tak pernah ramah menyambutku sejumput resah berkobar berkepanjangan kealamian damba kami lenyap dari genggaman musim   bunga - bunga l iar menampakkan senyu m kemenangan berte m ankan duri - duri menghunus raga patah gairah ikhtiar bekalku mengembara s etumpuk perlawanan berbaris rapi dalam angan sia - sialah semuanya, hanya jadi tontonan burung kuterus terbang tanpa kendali melahap sakit mendera halusinasi melebar lagi disambar petir keserakahan   kubaca s emua mata

Antologi Puisi Fragmen Nasib (19)

Karya: Yant Kaiy Denting Gitar aku kian tak peduli menembus pekat halimun mengurungku begitu perkasa senantiasa k utiti beragam aral hidup tiada tekanan diri me rawat pelepas dahag a ber kidung tentang diri terlempar dari peradaban pilu menyayat jiwa kerontang ikhtiarku tersangkut di ranting kering terlupa dari ingatan riwayat masa silam k ian j auh pengembaraan dari mereka suaraku serasa jauh dari tan g kapan pendeng a rannya melaralah sekujur   benak tenggelam iba memupuri sanubari tak pernah angkara   barangkali nyanyianku bagi mereka buah durhaka tapi buat apa mencela mereka tak senada m emang tradisi lebih kuasa bertahta   saban malam merangkai cahaya rembulan bintang bertaburan menemaniku di peraduan ber c anda lewat pantun dan bahasa ibu sucikan diri di telaga b iar kutu lenyap tertikam dosa, sampai s enar - senar g itarku mengendor tak bersemangat lagi r e s ahlah j iwa berbanggal ah mereka diantara kegagalan   k

Antologi Puisi Fragmen Nasib (18)

Karya: Yant Kaiy Sampan Kebimbangan kupeja m kan mata darí tamparan terik kar e na kebimbangan s udah menghadang langkah angin mohon ampun h ingga langkah kian tak pasti melebar cinta m embuncah aroma impian melecut segala keinginan begitu memanas sekali l agi kubiarkan menge m bara di alam surga sa m pai tak ada sisa m enggantung dan menyendiri penantian meng g iring jauh ke cakrawala khayal kupaksakan jua hati menendang kebencian kendati aku harus menyandang kekalahan pembawa aib namun tak mengapa , a ku te lah terbiasa aku tak terkejut lantaran aku bisa mengantisipasi dari sekían banyak lara lumuri ragaku tanpa batas   pada kebimbangan yang seringkali ternatal sendiri berjalan tanpa teman pelipur duka tak ternilai berjatuhan kesepian m enyusuri pantai hati k eteguhan ya, keteguhanku serta kesabaran amat meniscaya berlomba mengalirkan asa nan hampir suram cemerlang nuansa kalbu dari kebimbangan terus berakhir kebimbangan kudapat mel

Antologi Puisi Fragmen Nasib (17)

Karya: Yant Kaiy Elegi Pagi pantan g bagiku persembahkan ke bohongan menenggelam k an se s ama pada danau kenistaan kendati derita terus mendera tanpa iba menelanjangi nasib terang - terangan rasa bersalah seringkali menikam jantung membuntuti l iku hidup saban pagi tiada jenuh kodrat k ah barangkali semua ini a ku tak mengerti topan menghantam jiwa aku jadi serba salah   kuserin g bertanya pada kesalahan itu siapa tahu kumbang bisa jelaskan semua lewat untaian nyanyían pengobat susah tanpa harus berbasa - basi tanpa pertanyaan menusuk kalbu   kemudian a kan kuba w a kemana lagi menumpuk kebimbangan diantara belati yang kian membelenggu langkah diri tertumpah duka , k ukuatkan asa   kusujudkan banyak dosa dikeheningan mal am ku barangkali karma dari nenek moyangku ? dirí tak bisa berbuat apa -apa karena p ikiran te lah terkuras t ertelan keg ana san puting beliung   berserah diri ke hadirat I lahi mungkin kudapatkan se