Langsung ke konten utama

Postingan

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (22)

Karya: Yant Kaiy Undangan Bekas Kekasih memb a njirlah air mata ini kupak s akan jua menghormatinya mengh a diri pesta pernikaha n mu walau hati b a gai teriris pedih terpatri , perih tak terperi   bagaimana a ku harus meny a ksikan kau duduk berdua berderai senyum ya, senyum ke m en a nganmu d alam m empertahank a n prinsip biarlah aku m engalah d a n menyerah k a lah bu a tmu tapi bukan berarti untuk dia karena dia tahu kau pernah jadi milikku kemudian di a mengkhianati kesetiaanku kal a jarak mulai tercipta   ben a rkah ini salahku atau kesetiaan amat nisbi darimu? sehingg a kali a n begitu teg a membikin sandiwara ini. Pa songsonga n, 02/09/91   Pelarian terlunta-lunta di pengembaraan berpindah dari kota satu ke desa lainnya menyelamatkan jiwa tak berdosa bersama orang-orang yang memiliki aku   aku tak mau menangis lagi karena iba kami tidak bisa meruntuhkan niat mereka untuk menghancurkan kami. Pasongsonga

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (21)

Karya: Yant Kaiy Bahtera Impian Mala m sesungguhnya bagiku kep a hitan bukanlah luka karen a kau tak ub a hny a gul a pemanis bibir   sesungguhny a bagiku kekecew a an buka nla h a ir m ata justru aku lebih nikm a t di baranya entah bagi or a ng lain   sesungguhny a bagiku impi a n mal a m buk anla h harap a n karen a i a adalah bahter a kecilku mengarungi a ngkas a raya sadarkah engka u ? Pa songsong an, 01/09/91   Kenangan Ke m arau di bola mataku belai an tanga n mu lembut terasa menina bobokan keletihan   n a da bicar a mu teratur layaknya seorang berpendidikan langkah k a kimu meniscaya ka u cukup ber w ibawa   di ang an-a nganku keteduhan jiwa tersiks a ked a maian hati tiba-tiba menderita ketent e raman batin tergunc a ng dahsyat akan begitu mud a h didapatk a n   kau seorang dar a cukup dewas a bis a mengendalikan emosi diri p a da tempat yang ter a mat sesuai, tanp a mementing k an pr

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (20)

Karya: Yant Kaiy Kemelut Jiwa keraguan men j adi gunung ketakutanku kala dua pil i han menghadangku a ntara c inta dan kesetiaan antara rindu dan keben ci an antara luka dan penantlan aku semakin ter s udut pada kehampaan ketika harus mem utu s kan. Pa s ong s ongan, 31/08/91   Yang Kuda m bakan K e jujuran kepal suan mu ma s ih kurah asia kan agar tak j adi beban pikiranmu sengaja aku lebih banyak meng a lah agar ja l an semakin lebar dimana kita mulai merenda keme sra an   ternyata kejujuran s angat mahal lantaran dusta tak sel a manya laknat na m un sesuatu yang berlebihan paling tidak akan memuakkan. Pasong s ongan, 31/08/91

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (19)

Karya: Yant Kaiy Noda Cinta teruntuk nur   nod a c int a yang kau berikan men ggem pakan seluruh permukaan pergaulanmu senantiasa m embekas di wajah - wajah mereka kau pun tak peduli sebab kau sudah jadi milikku kendati kau sudah tak utuh l a gi ka u tetap jadi ke kasihku. Pasongsongan, 30/08/91   Konsep Masa Depan y ang Terlupa kuga m barkan tentang harl esok kau tampak tersenyu m ada sesuatu yang lucu barangkali? kau pun malah lebih tersenyu m semakin tid a k pasti ad a kah rindumu m enggelayut di s ini se m entar a masa depan lebih penting bukan justru harus dilecehkan buk a n harus ditertawakan   k au tahu, k a sih pada m u t id ak main - main seperti kesucianmu yang kau pertahankan bagiku cinta harus berwa wa san bukan untuk mencapai kepuasan sem a ta   camkanlah sekali lagi sebelu m mendung jadi hujan… Pasongsongan, 30/08/91

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (18)

Karya: Yant Kaiy Mata Ai r mu buat mila   tak usah kau tangi si walau mereka meningg a lka n mu masih ada a ku pengg a ntinya kuyakin kau akan berpikir sejen a k tentang keh a diranku ini kau pun boleh mempercay a i at a u tidak kerena aku lelaki y a ng pernah k a u i bar a tkan buay a tak semudah itu kau menyamakanku kendati kau pernah dikecewak a n kau m ku   ad a kah har a panmu untukku ? Posongsongan, 30/08/91   Akhirnya Kau Kembali kalau bukan air matamu mungkin kau telah kuta m par mungkin pula kau akan a ku le m par ke tengah laut ben c iku n a mun aku masih memiliki iba tak sekeja m itu aku melepaskan dend a m   kini kau datang lagi deng a n seribu su m pah kesetiaan dengan seribu macam alasan k a u kemuk a kan amat meniscay a   haruskah kau kutinggallken sepertiku per n ah meninggalkan dia seperti dia pernah menyakitiku tapi... air m ata mu y a ng meluluhkan keteguhanku kecuali h a ny a meng a ngguk