Langsung ke konten utama

Postingan

Pilkada Sumenep 2020: Finansial dan Kapabilitas

Catatan: Yant Kaiy Masyarakat di bumi pertiwi umumnya dan Sumenep khususnya, sudah terbiasa dicekoki hal-hal berlabel cuma-cuma. Mereka seperti ketagihan candu ‘gratis’ dalam banyak hal. Misalnya ketika berbelanja barang; beli satu gratis satu. Masyarakat kemudian berlomba-lomba membelinya. Bahkan ada yang berspekulasi memborongnya untuk dijual kembali kendati ia harus berhutang, berharap mendapat keuntungan berlipat ganda. Dan kemungkinan besar tradisi ini akan berlaku pada kompetisi pemilihan kepala daerah. Sudah barang tentu pula bakal menjadi kajian tim sukses pada putaran Pilkada Sumenep 2020 nanti. Mereka akan mengalkulasi besaran potensi dari elemen tersebut. Kalau sistem ini sebagai kans kemenangan, maka kekuatan finansial bakal merajai pesta demokrasi nantinya. Namun kisahnya akan berbeda apabila masyarakat yang tidak tergila-gila terhadap jurus “suap”. Mereka itu adalah orang-orang yang punya perspektif tentang kapabilitas calon pemimpin. Atau mereka mengidolak

Pemanfaatan Sungai Pasongsongan Sumenep

Sungai Pasongsongan (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Sungai Pasongsongan memanjang dari selatan ke utara, menjadi pembatas dua desa, yakni Desa Pasongsongan dan Panaongan. Kedua desa ini berada dalam satu wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Seperti musim kemarau pada tahun-tahun sebelumnya, sungai yang bermuara di laut ini tak pernah kering airnya. Walau demikian, pemangku kebijakan di dua desa tidak bisa memanfaatkan keberadaan Sungai Pasongsongan untuk kepentingan masyarakat luas, utamanya di sektor pertanian. Padahal kedua desa ini berlahan tanah tegalan berbatu, tandus dan gersang. Hasil pertanian dari Desa Panaongan dan Pasongsongan ketika musim penghujan adalah jagung. Itu pun hasilnya tidak maksimal karena bergantung sama curah hujan. Jagung menjadi makanan pokok masyarakat di daerah ini. Bila kemarau melanda kedua desa ini, pohon-pohon meranggas karena kedalaman tanah hanya sejengkal. Sedang dibawahnya batu menghampar. Udara garing berhemb

Tembang Lara Kekeringan di Pasongsongan

Mansup Adi Kusuma (kiri) bersama Yant Kaiy dari apoymadura.com Apoymadura, Sumenep – Selalu saja berulang setiap tahun kekeringan melanda di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Dari keenam dusun yang ada di Desa Pasongsongan, tiga daerah terdampak kekeringan paling parah meliputi Dusun Sempong Barat, Sempong Timur dan Tolabang. Memang untuk mandi, cuci dan kakus (MCK) bagi yang memiliki sumur bisa terpenuhi asal berhemat dalam pemakaian. Karena ketiga dusun bagian sisi selatan Desa Pasongsongan sumber air dari sumur itu terbatas. Pagi hari diambil airnya, untuk bisa mengambil air kembali harus menunggu keesokan harinya. “Masyarakat ditiga dusun sebelah selatan Desa Pasongsongan umumnya mengandalkan hasil pertanian sebagai mata pencahariannya. Saat ini mereka sedang menanam tembakau. Mereka sangat membutuhkan air buat menyiram tembakaunya,” terang Mansup Adi Kusuma, seorang warga Dusun Pakotan Pasongsongan kepada apoymadura.com. Minggu (2/8/2020). Menurut

King dan Masjid Al-Akbar Pasongsongan

Amaniyah Tahir (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Masjid tertua di wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep adalah Masjid Jamik Al-Akbar yang terletak di Dusun Pakotan Desa Pasongsongan. Masjid yang mengalami beberapakali renovasi ini berada di pinggir sungai Pasongsongan sisi sebelah barat. Menurut keterangan Amaniyah Tahir, bahwa masjid ini dibangun atas pemberian dana dari King. “King adalah leluhur saya. Beliau berdarah Cina berasal dari Tiongkok Tibet. Datang dan menetap di Pasongsongan menjalankan perniagaan seperti kaum Tionghoa pada umumnya. Diperkirakan King mendarat di Pelabuhan Pasongsongan pada abad XVII,” papar Amaniyah Tahir kepada apoymadura.com. Sabtu (1/8/2020). Sebagai seorang muslim taat, King menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah. Kemudian King meninggal dunia di Surabaya dan dikebumikan di areal pemakaman Sunan Ampel Surabaya. “King begitu mewarnai nuansa Islam di Pasongsongan. Ia sangat dekat dengan penduduk lokal. Maka ta

Pasongsongan Bakal Memiliki Gedung Serba Guna

Dari kiri: KH.Imam Arifin (tokoh ulama Pasongsongan), MS.Arifin dan Suryanto (purnawirawan ABRI). Apoymadura, Sumenep – Adalah CEO Therapy Banyu Urip International, MS. Arifin menggagas pembangunan gedung serba guna di Jalan Kiai Abubakar Sidik Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Ide ini lahir karena adanya sebuah kebutuhan mendesak dari sebagian besar masyarakat. Selama ini masyarakat agak kesulitan mencari tempat jikalau mau menggelar acara-acara penting. Utamanya acara pesta pernikahan. Kalaupun ada lokasi, yang empunya hajat kadang ketar-ketir menggelar acara pernikahan di lapangan terbuka. Misalnya takut terkena hujan. “Kita tahu masyarakat padat penduduk di Desa Pasongsongan yaitu Dusun Lebak sangat memerlukan adanya gedung serba guna. Gedung representatif lengkap dengan lahan parkir tentunya. Maka kami mencoba menjawab kebutuhan masyarakat tersebut. Kami akan membangun penyewaan gedung dalam waktu dekat,” papar MS. Arifin di sela-sela pembagian