Langsung ke konten utama

Postingan

Puisi: Akhmad Jasimul Ahyak

Terpasung Wajah-wajah anak alim Kini terapung Lantunan hati Al qur'an Kini terpasung Suara tangis doa di mana- mana Kini terasing Aku ingin sujud tarawih di rumah-Mu Aku ingin tadarus di kening-Mu dengan damai Kini setetes debu corona menodaiku Mereka hanya diam menikmati senja Mereka hanya terpaku membisu menatap mega Hanya doa doa dengan dzikir Yang tak diucap lantang pada rinduMu Di sepanjang Bulan suci bersinar. 2020 Bulan Bercadar Sepenggal siang berjalan   Perlahan menuju pada rona malam Di bulan, dulu penuh debu Hingga tenggelamkan awan Wajahmu terapung digoresan bulan sabit Terasing... Karena lengkung pelangi alismu Berselimut cadar Bulanpun terpasung pada rona Yang mengendap di kehidupan Semua itu adalah cerita yang Tuhan tuliskan Pada sinar di keheningan malam Yang bersemayam Pada kekasih jiwa  yang setia. 2020

Takjil Karang Taruna Gempass Pasongsongan

Stand Takjil Karang Taruna Gempass Desa Pasongsongan.   SUMENEP, apoymadura.com – Karang Taruna Gempass Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep di bulan maghfirah Ramadan 1441 H kali ini mengadakan kegiatan jualan takjil. Menu makanan dan minuman untuk berbuka puasa yang higienis. Semula bertempat di Pelabuhan Pasongsongan, tapi karena sesuatu dan lain hal, tempat berjualan di pindah ke lokasi yang lebih strategis, yaitu sebelah selatan pertigaan jalan menuju Pelabuhan Pasongsongan. “Kegiatan ini tergelar atas ide Pak Kades Ahmad Saleh Harianto. Saya sebagai Ketua Gempass merasa senang bisa berjualan takjil seperti ini,” terang Amirul Fatoni kepada apoymadura.com di rumahnya, Dusun Morasen. Minggu (26/4/2020).   Karang Taruna Gempass berkarya untuk Desa Pasongsongan. Menurutnya, keuntungan dari penjualan takjil akan dimanfaatkan untuk kegiatan bakti sosial. Sehingga keberadaan Karang Taruna Gempass cukup dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Pasongsongan.

Perempuan Bermasker di Cafe Stasiun Kota

Get Google Cerpen: Herry Santoso *) MALAM  berembun. Rembulan redup membias di wajah kota. Jalanan sepi. Tak pernah kusangka isu Covid 19 sempat membuat kotaku semakin dincekam ketakutan, karena orang-orang lebih dibayangi over fobia ketimbang realita. Buktinya, hanya ada beberapa gelintir manusia di cafe tempatku ngopi saat ini, tidak seperti biasanya selalu semarak  menikmati musik jazz akhir pekan di cafe legendaris ini.      Sungguhpun demikian, aku merasa betah duduk sendirian lantaran perempuan bermasker yang duduk berseberangan dengan kursiku itu benar-benar membuatku penasaran sedari tadi.      "Maaf, nama Anda siapa ?" pertanyaanku tak dapat kutahan di antara kepenasaranku sejak tadi. Ia menghentikan permainan game ponselnya, serta-merta mata di balik masker itu menatap lurus ke arahku.       "Suha, Suha Safira, Bapak..."       "Suha Safira ?"       "Iya, Bapak "       "Nama yang luar biasa. Karena istri Yasser

Hendak Masuk Kediri, Puluhan Pemudik asal Surabaya Diminta Balik Arah

Pos Cek Point Covid-19 Polres Kediri (Foto; Herry Santoso) KEDIRI, apoymadura.com – Satlantas Polres Kediri terus berusaha mengantisipasi penyebaran virus Corona, khususnya terhadap pemudik yang masuk ke wilayah hukumnya. Petugas melakukan check point dan menolak serta memulangkan kembali puluhan mobil yang akan mudik. Tindakan tegas tersebut dilakukan oleh tim Satlantas Polres Kediri bersama Dinas Perhubungan dan TNI Kabupaten Kediri di sejumlah lokasi Check Point. Check Point Badas, Check Point Mengkreng dan Check Point Katang. Petugas gabungan yang sudah bersiaga 24 jam sejak kemarin ini langsung melakukan pemeriksaan dan wawancara singkat terhadap pengemudi maupun penumpang yang akan masuk ke Kabupaten Kediri. Hasilnya sejak pukul 07.00. WIB hingga 12.00 WIB ada sekitar 20 lebih mobil penumpang maupun pribadi yang diminta putar balik dan dilarang masuk Kediri. “Jadi anggota sejak kemarin sudah bersiaga di sejumlah Check Point pintu masuk baik jalan tembus maupun jalan

Membingungkan

Get Google Pentigraf: Yant Kaiy Sikapnya yang maju-mundur membuatku tak tertarik lagi berbicara dengannya. Aku mendengarkan kicaunya sebagai tanda persahabatan. Tidak lebih. Menghormati orang lain lebih baik bagiku ketimbang membencinya. Sikap Tonah yang plintat plintut mengikis rinduku. Ia ternyata tidak punya pendirian sama sekali. Tak berani menanggung risiko. Inginnya yang langsung jadi tanpa harus melewati proses. Aku jadi kurang tertarik padanya. Padahal aku sudah mau membingkiskan cintaku sejak berangkat dari rumah. Pasongsongan, 26/4/2020