Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Sepotong Riwayat Hidup Agus Sugianto

Agus Sugianto, Kepala SDN Panaongan lll Kecamatan Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Nama Agus Sugianto sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat di wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Dedikasi tinggi untuk kepentingan masyarakat luas mengantarkannya dipercaya mengemban amanah menduduki posisi strategis dalam berbagai bidang organisasi kemasyarakatan. Baginya tidak ada kata berhenti untuk terus berbenah selama detak jantung masih meniti hari demi hari. Ia terus mengalir di tengah-tengah kesibukannya sebagai PNS di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep. Konsep waktu ditatanya sebaik mungkin agar tugas negara berjalan maksimal sesuai tugas pokok dan fungsinya. Selebihnya ia bergiat diri dalam aktivitas kemasyarakatan, mengisi waktu luang dengan karya nyata. Agus Sugianto senantiasa bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Pengasih karena telah diberi ruang dan waktu dalam mengisi hari-harinya. Inilah sekelumit biodata Agus S

KONEKSI ANTAR MATERI; REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL KI HADJAR DEWANTARA

KONEKSI ANTAR MATERI; REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL  KI HADJAR DEWANTARA Oleh : Agus Sugianto, S.Pd Peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Sumenep           Berbicara tentang Pendidikan di Indonesia,tentu tidak akan lepas dari figur Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara. Beliaulah sebagai peletak dasar pendidikan nasional yang dulunya sangat sekretarian dirubah menjadi pendidikan yang membumi bagi semua anak negeri tanpa kecuali. Ada beberapa filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang sampai saat ini masih sangat relevan dengan perkembangan jaman,yaituFilosofi menuntun; filosofi padi dan petani; kodrat zaman dan alam; sistem among; asas tri-kon dan trilogi pendidikan.           Ki Hadjar Dewantara yang kita kenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia adalah seorang Pendiri Lembaga Pendidikan Taman Siswa yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya sekolah pada jaman Penjajahan dan pergerakan dulu. Ki Hadjar Dewantara membedakan

Liku-liku Sertifikat Tanah

Realita di lapangan, mengurus sertifikat tanah itu tidak mudah. Kendati iklan telah disiarkan lewat berbagai media, bahwa sertifikat tanah sangat mudah didapatkannya. Itu hanya omong besar. Basa-basi. Kita mafhum kalau akhirnya b anyak orang berkata membuat serti f ikat tanah itu ribet dan susah , menghabiskan duit jutaan rupiah dan lama selesainya. Menguras energi. Sudah menjadi mainset atau kebiasaan di masyarakat, bahwa membuat serti f ikat tanah itu harus lewat notaris dengan biaya mahal dan lama jadinya. Terkadang pemohon seperti pengemis. Padahal semua orang tahu, kalau mereka yang mengurus sertifikat tanah ada dana untuk hal itu. Wajar jika akhirnya banyak kasus orang membuat serti f ikat tanah mempercayakan kepada notaris , kendati dari sisi pembiayaan cukup mahal . Ditambah juga lama sekali jadinya , dari berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Semua orang tahu, pekerjaan yang begitu membosankan adalah menanti. Kalau memang mudah, kenapa rakyat harus dipersulit. P

SDN: Rekreasi atau Haflatul Imtihan

Catatan: Yant Kaiy Sebagian besar Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Keris Sumenep cenderung memilih berwisata pada masa libur sekolah. Terutama pada waktu memasuki musim libur kelulusan bagi kelas VI. Kegiatan rekreasi ini dinilai positif bagi banyak tenaga kependidikan untuk mengenal wisata dan budaya daerah lain. Tapi sisi lainnya, wali murid terbebani soal anggaran. Lantaran biaya transportasi dan tiket masuk tempat wisata, plus uang jajan anak didik tidak sedikit. Berbeda dengan Lembaga Pendidikan Islam (LPI), mereka lebih memilih Haflatul Imtihan sebagai bentuk lepas-pisah peserta didiknya. Pada dasarnya Haflatul Imtihan diisi oleh kegiatan lomba-lomba, mengasah kecerdasan dan ketangkasan para siswa. Biasanya penutupan Haflatul Imtihan diisi acara doa bersama dan pengajian. Seluruh komponen tenaga kependidikan dilibatkan, termasuk komite sekolah, tokoh masyarakat setempat dan wali murid. Mereka lebur jadi satu, bersuka-cita. Jurus ini ternyata signifikan dalam menja

Segera: Sikat Habis Tambak Udang Ilegal

Moh Ramli, Ketua Tim Penanganan Tambak Udang Pemkab Sumenep. Catatan: Yant Kaiy Menjamurnya tambak udang di Kabupaten Sumenep mendapat atensi dari Moh Ramli selaku ketua tim penanganan tambak udang Pemkab Sumenep. Seperti diberitakan banyak media online di Kota Keris Sumenep, Kamis (12/5/2022), bahwa ada sebanyak 700 lebih tambak udang ilegal yang beroperasi. Sedangkan yang mengantongi izin dari Pemkab Sumenep ada 26 tambak udang. Ini tentu sangat ironis. Masyarakat awam hanya bisa menanti action tim penanganan tambak udang Pemkab Sumenep. Mampukah tim bekerja maksimal untuk menertibkannya? Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Pekan Ketiga Ramadhan: Dua Pesohor ke Sumenep

Catatan: Y ant Kaiy Kota Keris Sumenep dipekan ketiga Ramadhan 1443 kali ini kedatangan dua pesohor dengan latar belakang berbeda. Satu dari selebritis, yakni Nikita Mirzani yang melakukan kegiatan syuting untuk FTV (Film Televisi). Nikita Mirzani mengapresiasi dan merekomendasikan beberapa lokasi wisata di Sumenep yang menurutnya cukup bagus. Sabtu (16/4/2022). Tapi ia juga mengkritik kurangnya pelayanan karyawan hotel tempat dimana ia menginap. Soal kuliner tak lepas dari perhatian Nikita Mirzani yang ia rasa belum mendukung sektor pariwisata di kabupaten ujung timur Pulau Madura. Selanjutnya, disusul orang nomor satu di bumi nusantara, Presiden Joko Widodo yang meresmikan Bandara Trunojoyo Sumenep. Rabu (21/4/2022). Dibalik kunjungan kedua publik figur tersebut jelas mengemban misi tertentu. Warga masyarakat Sumenep menganggap semua itu hal biasa. Bukan sesuatu yang menggemparkan. Masyarakat cukup tinggal di rumah sambil menonton video via sosial media tentang kehadira

Pak Bupati, Bertindaklah!

Oleh: Sulaisi Abdurrazaq (Praktisi Hukum dan Pemerhati Politik Arus Bawah) "Pemimpin berpikir dan berbicara tentang solusi. Pengikut berpikir dan membicarakan masalah."   (Brian Tracy) Kisruh Pilkades kerapkali disikapi biasa-biasa saja, kecuali diikuti perilaku vandalisme yang banal, sebagaimana peristiwa perusakan sejumlah fasilitas di sekretariat Pilkades Panaguan Proppo Pamekasan . Selasa (8/3/ 20 22). Peristiwa itu mendadak viral, karena terdapat sejumlah orang yang menjinjing dan mengacungkan celurit serta pisau secara terbuka di muka umum dan di depan mata petugas kepolisian dengan kalimat "bunuh saja Panitia (Pilkades)". Terhadap peristiwa tersebut, menurut penyidik, hanya satu Tersangka yang   ditangkap. Yang lainnya, terserah penyidik-lah. Alasan utama, BB sajam belum ketemu. He he... Protes dapat terjadi tanpa dipandu, tapi solusi memerlukan sikap tegas dan tidak otoritarian. Rekan sejawat pernah meminta pendapat tentang dua peristiwa Pil

Mega Berarak di Desa Taraban Pamekasan

Sulaisi Abdurrazaq (dua dari kiri) dalam sebuah acara. Oleh: Sulaisi Abdurrazaq (Kuasa Hukum Dan Konsultan Hukum Erfandi) E rfandi, s alah satu Bakal Calon Kepala Desa Taraban Larangan Pamekasan dicoret dan tidak dapat ikut berkontestasi pada Pilkades serentak 23 April 2022 di Pamekasan. Panitia Pemilihan menuangkan keputusannya pada SK Ketua Panitia Pilkades Taraban No: 19/SK/PAN.PILKADES/II/2022 tanggal 22 Februari 2022 tentang Penetapan Calon Kades Taraban Larangan Pamekasan Periode 2021–2027. Esok harinya, 23 Februari 2022, Erfandi memutuskan untuk melawan. Mengambil langkah bersurat dan menyatakan keberatan   terhadap SK Panitia Pemilihan, namun diabaikan. Memang benar ucapan mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churcill, bahwa: "Dalam perang, kita mati sekali. Dalam politik, kita mati berkali-kali." Erfandi dapat saja dicoret berkali-kali. Tapi dalam politik, ia dapat bangkit berkali-kali. Coba saja tengok, banyak peristiwa tokoh besar dunia, berkali-ka