Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Air Mata Guru Honorer PAI Sumenep 2021

Catatan: Yant Kaiy Guru honorer yang menyandang ijazah S-1 jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) harus gigit jari tahun ini. Mereka sangat kecewa dan sedih hati. Pasalnya, rekrutmen tahap I dan II di Kabupaten Sumenep tidak ada formasi pengambilan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) guru PAI. Ini pukulan terdahsyat atas kebijakan berat sebelah Pemerintah Daerah. Padahal sebagian besar para guru sukwan PAI banyak yang telah lama mendedikasikan keilmuannya, mencerdaskan para anak didiknya sepenuh hati. Sungguh kasihan. Impiannya tergantung diatas awan hitam berarak. Atau barangkali pemangku kebijakan punya konsep humanis terhadap nasib para guru honorer PAI? Entahlah. Bisa jadi iya atau mungkin juga tidak. Namun mereka tetap berprasangka baik terhadap keputusan tersebut. Buktinya para guru sukwan senantiasa bersemangat mencurahkan perhatiannya terhadap anak didiknya. Mereka terus mengajar seperti biasa. Tak pernah protes.[]  

Harga Aminophylline Meroket di Apotek

Catatan: Yant Kaiy Dengan mengendarai sepeda motor, saya berangkat dari Pasongsongan-Sumenep menuju Kecamatan Waru-Pamekasan hendak membeli pil Aminophylline. Empat apotek disitu lagi kosong. Selasa (8/12/2021). Lalu saya tancap gas menuju Pasean-Pamekasan. Karena obat itu dibutuhkan tante saya yang menderita asma. Namun di apotek satu-satunya itu juga tidak ada. Saya meluncur lagi ke Ambunten-Sumenep. Lagi-lagi saya kecewa, lantaran Aminophylline telah habis. Saya direkomendasikan oleh penjual untuk ke Kota Sumenep. Hari sudah sore ketika saya sampai di Kota Sumenep. Tapi ternyata obat yang saya cari tidak ada dibeberapa apotek. Di tengah keputus-asaan, saya menelpon seorang teman di Paberasan-Sumenep. Dia memberi tahu kalau di Parsanga-Sumenep ada apotek baru. Tanpa ba-bi-bu lagi, saya otw (on the way) ke lokasi. Alhamdulillah pil yang dicari ada. Tapi sayang harganya diatas HET (Harga Eceran Tertinggi), Rp 20.400 per botol (isi 100 butir). Biasanya tidak sampai Rp 20.000

Pasongsongan Butuh Apotek

Catatan: Yant Kaiy Kecamatan Pasongsongan berada di ujung barat-utara Kabupaten Sumenep. Sisi barat berbatasan dengan Pasean-Pamekasan. Pasongsongan terkenal sebagai penghasil ikan terbesar di Madura. Dari pertanian, daerah ini juga menghasilkan tembakau berkualitas terbaik. Dua potensi Pasongsongan ini tidak menjadikan surga berbelanja bagi sebagian besar warganya. Seperti tidak adanya apotek. Warga Pasongsongan berbelanja obat di kecamatan lain. Semestinya kebutuhan dasar kesehatan masyarakat ini ada. Orang kaya di Pasongsongan bukannya tidak ada. Tapi mereka saat sekarang sedang “tidur” pulas. Tak punya inspirasi bagaimana bisa mengembangkan daerahnya.[]

Pernak-pernik Pilkades Sumenep 2021

Catatan: Yant Kaiy Isu yang beredar dari pemungutan suara langsung Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) di Kabupaten Sumenep, 25 Nopember 2021 kemarin, ternyata faktor penentu kuat kemenangan diperoleh dari money politic. Semakin besar angpao yang diberikan calon Kades terhadap pemilih, kans jadi kampiun terbuka lebar. Transaksi tersembunyi lewat mediator bukan hal tabu. Biasanya kandidat menakar kemampuan rupiah pihak lawan. Tim sukses calon kemudian menentukan harga per satu suara. Yang membuat pusing tim sukses calon Kades, umumnya pemilih “berselingkuh”. Pemilih mau menerima uang suap dari semua calon Kades. Ada pula tim sukses yang bertaruh meninggikan suara kandidatnya sendiri. Apabila menang, sebagian hasil judinya untuk menyokong anggaran belanja sang calon. Mencermati realita ini, ajang Pilkades boleh dibilang penuh intrik dan siasat licik. Tidak affair. Endingnya, Kades terpilih berpikir ulang supaya balik modal. Tidak sepenuhnya memikirkan kepentingan warganya.[]

Pilkades dan Money Politik

Catatan: Yant Kaiy Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kota Keris Sumenep, kemarin telah selesai dihelat. Kamis (25/11/2021). Suka-duka pun menghiasi proses pemungutan suara secara langsung tersebut. Bahkan perang mental jauh hari sebelumnya sudah dimulai. Tahapan demi tahapan yang melibatkan warga masyarakat desa menguras energi, waktu dan biaya tidak sedikit. Nuansa pemilihan apa pun dibeberapa pelosok negeri ini mulai meninggalkan hakikat mendapatkan pemimpin berkualitas. Bukan rahasia umum, bahwa money politic menjadi urgen bagi seorang kandidat supaya bisa melenggang ke singgasana kekuasaan. Kalau tidak mempersembahkan angpao bisa dipastikan sang kompetitor akan terjungkal. Entah kenapa hal ini menjadi tabu dibicarakan oleh pemangku kebijakan. Padahal mafsadat dari Pilkades lebih besar ketimbang maslahatnya.[]

Hari Guru Nasional dan Pilkades Sumenep 2021

Catatan: Yant Kaiy Dua agenda penting bersamaan terjadi di Kota Keris Sumenep, yakni Hari Guru Nasional (HGN) dan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak. Kamis (25/11/2021). Yang pasti, HGN diperingati oleh seluruh lapisan masyarakat di pelosok nusantara setiap tahun. Salah satu tujuan dari peringatan ini, menghargai pengorbanan dan jasa para guru yang memiliki andil besar dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Sedangkan Pilkades mencari pemimpin baru bagi desa. Skalanya sebatas di Sumenep, bukan nasional. Kita tahu, namanya kompetisi apa pun, pasti ada kalah-menang. Kelompok kalah jelas berduka. Sedang bagi tim juara akan bergembira-ria. So pasti masyarakat larut pada pesta demokrasi tersebut. Kalau kita takar, peringatan HGN tahun ini tersaput perhelatan Pilkades. Apalagi Pilkades Sumenep sebelumnya pernah mengalami penundaan. Suka tidak suka, jika ditelisik lebih dalam, Pilkades Sumenep sesungguhnya telah mengurangi esensi peringatan HGB. Entah, ini disengaja atau

Terkini; Kabel Listrik PLN Hampir Menyentuh Tanah

Catatan: Yant Kaiy Harus hati-hati bagi pengemudi kendaraan bermotor ketika melintas di jalan Lapangan Sawungggaling Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Persoalannya ada kabel listrik PLN lepas dari tiangnya hampir menyentuh tanah. Selasa (23/11/2021). Pukul 06.00 WIB ketika saya berangkat kerja, melintas di jalan itu, kabel listrik berisolasi untuk rumah tangga oleh masyarakat sekitar diberi rambu lalu lintas berupa plastik bungkus pupuk dan tong plastik. Saat pulang kerja (pukul 11. 00 WIB), saya melintas di jalan itu lagi, ternyata kabel PLN masih belum dinaikkan. Banyak pihak berharap kepada PLN supaya dimusim hujan ini lebih tanggap terhadap laporan masyarakat. Sigap beraction demi keselamatan jiwa manusia.[]

Begitu Sulit Mendapatkan Pupuk Anorganik

Catatan: Yant Kaiy Masyarakat petani disebagian besar Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep sedang menjerit kecewa kepada pemerintah. Disaat musim tanam 2021 kali ini mereka kesulitan mendapatkan pupuk anorganik. Seperti pupuk jenis Urea dan ZA. Para petani berupaya keras mencari kebeberapa kios pupuk. Tapi stock tidak ada. Mereka pun membeli ke daerah lain dengan harga meroket; diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). Sungguh sangat menyedihkan. Kisah pilu ini selalu terulang setiap tahun pada musim tanam. Solusi brilian dinas pemangku kebijakan hanya di atas laporan tertulis. Tidak sesuai fakta di lapangan. Semua orang tahu kalau petani merupakan garda terdepan dari ketahanan pangan suatu bangsa. Tapi penguasa negeri ini seolah tidak punya atensi terhadap persoalan pupuk. Atau mereka pura-pura lupa. Masyarakat dibanyak pelosok desa berharap pemerintah lebih fokus pada persoalan pupuk. Supaya kisah sedih tidak terulang lagi di tahun depan. Barangkali jalan keluarnya dengan

Rupa Kita, Indonesia

Catatan: Yant Kaiy Diatas kertas dan siaran pers di berbagai media, kebijakan pemerintah selalu pro rakyat. Pesan moral penguasa terdengar merdu menyejukkan kalbu. Namun realitanya jauh panggang dari api. Impian tak seindah kenyataan. Ini fakta yang membuat luka seluruh lapisan masyarakat. Sikap pembenaran diri penguasa dengan meng-caunter protes warga acapkali terjadi. Mereka bermanis-manis muka dengan busana perlente di depan publik. Sikap tidak bersalah, melindungi kelompoknya, berpihak pada yang berkantong tebal seringkali mengiringi pengambilan keputusan krusial. Setiap pergantian pemimpin baru, penduduk negeri ini mengimpikan suatu perubahan lebih baik. Mahfum, bumi nusantara yang kita diami kaya akan sumber daya alam. Tapi masyarakatnya miskin alias tidak sejahtera. Ini jelas menjadi preseden buruk. Mengikis kepercayaan rakyat terhadap penguasa. Bukankah di negeri gemah ripah loh jinawi ini dihuni banyak negarawan kaliber international: Pakar Ilmu tata negara. Tidak b

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Baca pajarna’ puisi e baba reya sampe’ ce’ ngartena !                         Songenep Asre ampon kalonta ka saantero nusantara jugan ka manca nagara Songenep asre majambar ate kottha sejarah dadinggalan para rato molja dari jaman Adipati Aria Wiraraja kantos samangken teptep jejeh  rajjeh… masyarakata tentrem ta' saleng antem abantal omba’ asapo’ angin alako berre’ apello koning tanto dadhi lalampan lako reng-oreng Polo Madura paleng temor Kottha Kerres minangka sebudan anyar jajuluga Kottha Songenep mangken senande'agi paanaban seni budaja se sanyatana tombu sekken saterrosa paggun ejaga sareng para seppo tor ngoda.                                                       (Yant Kaiy, Pasongsongan 2021)   I.      Berri’I tandha lang-kaleng (x) aksara a, b, c otaba d jawaban se paleng bendher ! 1. Bul-ombulla puisi e attas iya areya…        a. Songenep Asre                b. Songenep Anyar             c. Kottha Kerres